Rudi, Bertungkus Lumus Menjaga Ekonomi Batam di Masa Pandemi Covid-19

Rudi, Bertungkus Lumus Menjaga Ekonomi Batam di Masa Pandemi Covid-19

Wali Kota Batam yang juga Kepala BP Batam HM Rudi (Foto: Ist)

MASA pandemi Covid-19 di Kota Batam dimulai pada akhir Maret 2020 lalu. Kondisi ini benar-benar mengejutkan dan membuat panik. Di tengah ekonomi Batam mulai merangkak naik, justru pandemi corona nyaris saja melumpuhkan semua sektor ekonomi dan perdagangan.

Di tengah serangan pandemi ini Batam tak luput dari gempuran virus yang dikabarkan dari Kota Wuhan tersebut dan menyebar keseluruh dunia tersebut. Tak terkecuali ke Batam.

Batam mendapat kasus-kasus impor pasien positif corona terutama dari luar negeri dan ibukota Jakarta. Dalam kondisi ini, Wali Kota Batam Haji Muhammad Rudi, terpaksa harus memutar otak.

Berbagai cara dilakukan. Termasuk memberikan pemahaman dan pelajaran kepada masyarakat agar segera cepat tanggap. Suara Rudi tampak bergetar saat mengumumkan kasus demi kasus positif yang menimpa warga Batam.

Dalam pikirannya, Batam yang telah dibangun sekian lama, lantas lenyap dalam sehari akibat pandemi corona yang cukup menakutkan itu.

"Saya gampang saja menutup sana sini (lockdown), tapi banyak hal yang kita pertimbangkan," ujar Rudi yang juga Kepala BP Batam saat berbincang dengan Batamnews, beberapa waktu lalu.

Bagi Rudi, apa yang telah ia rencanakan dan tuangkan dalam programnya seakan sirna. Pembangunan infrastruktur yang di depan mata kandas. "Kita alihkan anggaran untuk penanganan Covid-19 dan membantu masyarakat," ujar Rudi.

Rudi juga menelepon para pengusaha agar bersatu melawan Covid-19 ini. "Saya teleponin pengusaha, ayo kita bersatu, dan membantu masyarakat yang membutuhkan," ujar Rudi.

Pengusaha Apindo Kepri menyerahkan bantuan kepada Pemko Batam dari sejumlah pengusaha dan PSMTI (Foto: Batamnews)

Kalimat Wali Kota Batam ini cukup ampuh. Para pengusaha tergerak hatinya. Dalam waktu singkat puluhan miliar pun terkumpul. Beberapa diantaranya dihibahkan ke Pemko Batam melalui Wali Kota Batam.

Sejumlah relawan turun tangan. Masyarakat pun bergandengan tangan membantu para korban terdampak. Setidaknya dukungan moril terhadap pemerintah daerah atau kota semakin nyata.

Berbagai inisiatif diambil Wali Kota Batam. Termasuk menyelaraskan kebijakan pemerintah pusat yang berubah-ubah menyesuaikan situasi.

Rudi mengatakan sempat kepikiran menutup bandara atau pelabuhan lebih cepat, termasuk sejumlah operasional perusahaan dan industri di Batam. Tapi ia tarik kembali mengingat dampak yang ditimbulkan tentu sangat terasa.

"Bisa kelaparan kita semua," ujar Rudi. Ucapan Rudi itu bukan tak masuk akal. Apalagi saat itu pemerintah masih belum siap, termasuk menyediakan sembako dan lain sebagainya mengatasi pandemi tersebut.

Pengusaha Merugi

 

Rudi pun menerima keluhan berbagai pengusaha dan masyarakat. Termasuk yang harus merugi apabila segala aktivitas ditutup termasuk operasional industri maupun perusahaan. 

"Bahkan untuk menutup kerugian selama pandemi nantinya enggak bakal bisa," ujar Rudi. Semua masalah berkecamuk di kepala Rudi.

Ia pun terus melakukan penyesuaian dengan kondisi yang terjadi. Meskipun pasien positif terus berdampak. Namun ia berpikir kehidupan harus tetap berjalan.

"Saya kemudian perintahkan semua perangkat agar turun ke jalan-jalan memberikan edukasi dan pemahaman ke masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat, olahraga, dan menggunakan masker serta menjaga jarak," ujar Ketua Partai NasDem Provinsi Kepri ini.

Rudi berani mengklaim hanya Batam satu-satunya yang menjalankan itu. Bahkan jauh sebelum Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterbitkan pemerintah pusat.

"Coba cek, baru Batam yang melakukan ini," ujar Rudi kala itu. Benar saja, sejumlah aparatur negara mulai dari TNI, Polri, Satpol PP, Ditpam, serta perangkat pemerintah lainnya turun tangan. Mereka bersama-sama turun ke jalan dan memberikan edukasi kepada masyarakat yang belum paham bahaya wabah virus corona.

Sejumlah gerombolan dan perkumpulan banyak orang dibatasi bahkan dilarang. Orang-orang diwajibkan pakai masker. 

Selain itu, Rudi sempat juga melontarkan ide lain. Termasuk warga Batam bebas menggarap lahan menganggur.

"Saya bahkan minta dispensasi hukum agar lahan kosong boleh ditanami masyarakat untuk mengatasipasi terjadinya kelangkaan sembako nanti. Kita tidak tahu sampai kapan ini berakhir," ujar Rudi.

Rudi tentu saja cemas melihat efek pandemi yang terlihat begitu mengerikan. Dampaknya keseluruh dunia. Para ilmuwan bahkan memperkirakan dampaknya lebih ngeri daripada perang dunia. Hampir seluruh dunia merasakan dampak dan menutup diri.

Saat ini Rudi memang tak ada pilihan lain. Selain menormalkan kembali segala sendi kehidupan sembari terus berupaya menekan penyebaran wabah corona tersebut.

Di berbagai kesempatan Rudi juga menepis anggapan, masa pandemi ini yang ia politisasi. Termasuk soal tudingan merekayasa jumlah pasien positif Covid-19 di Batam.

Ia menduga, ada isu yang sengaja dikembangkan agar seolah-olah dia berpolitik dalam mengatasi Covid-19 di Batam tersebut.

Rudi berpikir hal tersebut sangat tak masuk akal. "Dosa besar saya," ujar Rudi. Rudi mengakui, para tenaga kesehatan di Batam sudah bekerja semaksimal mungkin dan seikhlas mungkin. Seharusnya mendapat apresiasi bukan politisasi.

"Jangan sampai karena benci kita berlaku tidak adil," ujar dia. Kendati demikian, dalam sebuah kesempatan, Rudi mengaku bersyukur memiliki alat uji Swab mandiri. Sehingga bisa melakukan pengujian spesimen Swab sendiri.

Ia pun berharap adaptasi kehidupan baru bisa diterapkan di Batam pada 15 Juni mendatang. Dengan catatan, angka kasus positif membaik dan protokol kesehatan bisa dijalankan dengan penuh disiplin.

Hingga saat ini tercatat ada sekitar 150 pasien positif. Puluhan diantaranya sembuh dan beberapa orang meninggal dunia.  


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews