Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia membuka kembali 174 tempat ibadah non-Muslim pada hari-hari tertentu mulai 10 Juni 2020 mendatang.

Menteri Senior Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan keputusan itu dibuat setelah Menteri Persatuan Nasional Halimah Mohamed Sadique bertemu dengan para kepala organisasi yang mewakili berbagai kelompok agama.

“Mereka bertemu sebelumnya hari ini dan sepakat bahwa tempat-tempat ibadah ini akan diizinkan beroperasi di bawah prosedur operasi standar yang ketat (SOP)," kata Ismail dikutip Batamnews dari Channel News Asia, Jumat (22/5/2020).

Namun demikian, pemerintah hanya mengizinkan aktivitas relgi hingga 30 jemaah pada satu waktu,serta tergantung pada ukuran tempat ibadahnya. 

"Jika terlalu kecil untuk 30 orang, maka manajemen masing-masing harus memastikan jumlah yang lebih tepat,” imbuh Ismail.

Selain menerapkan SOP seperti wajib menggunakan pembersih tangan dan masker wajah, jemaah di atas usia 70 dan di bawah usia 12 tidak akan diizinkan masuk, karena mereka berada dalam kelompok yang berisiko tinggi.

Tempat-tempat ibadah ini hanya akan terbuka untuk orang Malaysia. Selain warga Malaysia tidak akan diizinkan masuk ke kuil atau gereja.

“Harus juga dicatat bahwa tempat ini hanya akan diizinkan untuk dibuka pada hari-hari penting. Misalnya, hari Minggu untuk gereja. Akan ada hari-hari penting yang serupa untuk komunitas Hindu dan Budha juga. Kami hanya akan mengizinkan satu atau dua hari dalam seminggu untuk tempat-tempat ini untuk beroperasi,” katanya.

Dari 174 tempat ibadah, 84 adalah kuil Hindu, 67 adalah gereja, 15 adalah kuil Buddha dan delapan adalah Gurdwara.

Ismail menekankan bahwa acara-acara seperti pernikahan masih tidak diizinkan di tempat-tempat ibadah ini. Petugas dari Kementerian Persatuan Nasional telah ditunjuk untuk mengawasi operasi tempat-tempat ibadah ini.