Kisah Penggali Kubur Jenazah Covid-19: Tidur di TPU, Tak Berani Peluk Anak Istri

Kisah Penggali Kubur Jenazah Covid-19: Tidur di TPU, Tak Berani Peluk Anak Istri

Ilustrasi. (Foto: Antara)

Juanda Bin Sahim, tukang gali kubur di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, itu terlihat sibuk memakai pakaian Alat Pelindung Diri (APD) berwarna putih. Tak lupa juga sarung tangan lengkap dengan maskernya.

Bersama dengan rekan-rekannya penggali kubur, Juanda sedang bersiap untuk menguburkan jenazah pasien COVID-19. Hingga Jumat (17/4) sore, sudah ada 17 jenazah COVID-19 yang dikuburkan oleh Juanda.

"Ini lokasi yang sudah selesai digali, kita siap-siap menunggu kedatangan jenazah," kata Juanda di samping liat lahat, Jumat (17/4/2020) lalu.

Semenjak wabah virus corona, pekerjaan Juanda menjadi agak berbeda setiap harinya. Biasanya Juanda dan teman-temannya menggali kubur dengan pakaian biasa. Namun kini semua harus sesuai dengan standar kesehatan.

Bapak 2 anak ini setiap hari dihantui perasaan khawatir tertular virus corona. Apalagi saat dia harus kembali ke rumah dan bertemu dengan istri serta dua anaknya yang masih kecil.

"Kekhawatiran itu pasti ada, bahkan sampai rumah juga enggak berani dekat-dekat anak istri," ucapnya.

Pernah suatu malam saat dia pulang ke rumah, muncul rasa kangen ingin memeluk anaknya yang sudah menanti kedatangannya. Namun Juanda menahan sekuat hati keinginannya itu. Dia takut bisa menularkan virus pada sang buah hati.

"Kalau pulang anak belum tidur, biasanya pengin ngedeket, pengin merangkul. Nah kita nggak berani dekat sama anak istri sampai saat ini," ucap Juanda.

Untuk menyiasati badannya tetap bersih dari virus dan bakteri, Juanda mandi di TPU dan mencuci baju di sana. Begitu sampai di rumah, dia mandi lagi dengan air rebusan daun sirih. "Kan antiseptik alami," ucap Juanda.

Bukan hanya Juanda, rekan-rekannya yang lain bahkan ada yang memilih untuk menginap di kantor TPU karena tidak pulang ke rumah. Takut membawa virus corona bagi keluarga mereka.

"Banyak teman-teman yang nginap di kantor enggak berani pulang," kata Juanda.

Meski setiap hari diliputi kekhawatiran, pria berusia 40 tahun ini tetap menjalankan tugasnya dengan baik. Menurutnya semua sudah ada yang mengatur. Sebagai tukang gali kubur, kewajiban dan tanggung jawab dia adalah membuat liat lahat untuk jenazah. Bukan hanya jenazah umum, tetapi juga bagi jenazah COVID-19.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews