Pandemi Corona, WHO: Yang Terburuk Masih akan Terjadi

Pandemi Corona, WHO: Yang Terburuk Masih akan Terjadi

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Foto: cfr.org)

Zurich - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut memperingatkan, pandemi virus corona masih jauh dari selesai dan situasi terburuk diprediksi akan terjadi.

Dirjen Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan hal ini menyusul beberapa negara dengan hati-hati mulai melonggarkan pembatasan.

"Percayalah. Yang terburuk masih akan terjadi,” ujar Tedros dikutip Batamnews dari VOA.

Ia membandingkan wabah virus corona, yang menulari hampir 2,5 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 167 ribu, dengan flu Spanyol yang mewabah pada tahun 1918 dan menewaskan hingga 100 juta. Tetapi, ia mengatakan, korban yang mengerikan tidak harus terjadi.

Beberapa negara mulai melonggarkan pembatasan pada Senin (20/4/2020) kemarin.

Tedros mengatakan ia "senang" negara-negara berencana melonggarkan pembatasan sosial, tetapi mengingatkan "penting bahwa langkah-langkah itu dilakukan secara bertahap."

Sementara itu, seperti dijanjikan, Jerman hari Senin mengizinkan usaha kecil dan toko dibuka kembali, sementara pemerintah dan pejabat kesehatan akan memantau setiap perubahan dalam tingkat penularan COVID-19, penyakit yang disebabkan virus corona.

Toko-toko dengan luas tidak lebih dari 800 meter persegi diizinkan beroperasi lagi. Namun, pedoman social distancing tetap berlaku, dan setidaknya satu wilayah - negara bagian Saxony timur - mengharuskan warga mengenakan masker ketika berada di toko dan angkutan umum.

Kepada wartawan, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, mereka akan mengawasi tingkat penularan dengan sangat hati-hati dan mengevaluasi situasi dalam dua pekan. Ia menambahkan, jika dibutuhkan, Jerman akan secepat mungkin "memutuskan rantai penularan."

Kanselir Angela Merkel mendesak orang agar tidak melupakan aturan untuk menjaga jarak.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews