Kenapa Petugas Evakuasi ODP di Sagulung Tak Pakai Alat Pelindung?

Kenapa Petugas Evakuasi ODP di Sagulung Tak Pakai Alat Pelindung?

Proses evakuasi jemaat GPIB di Sagulung, Minggu (22/3/2020). (Foto: ist)

Batam - Sebanyak 20 orang jemaat GPIB Bahtera Hayat di Sagulung diminta untuk dikarantina. Petugas medis melakukan penjemputan mereka yang sempat membesuk Pdt. Ny. Sintiche Pattinaja Dethan saat dirawat di RS Graha Hermin sebelumnya. Mereka akan menjalani observasi sebagai orang dalam pemantauan (ODP).

Pdt Sintiche meninggal di RSUD Embung Fatimah Batam, Minggu (22/3/2020) setelah sebelumnya ia dinyatakan positif corona, Kamis (19/3/2020) lalu.

Petugas kepolisian bersama unsur pimpinan kecamatan di Sagulung melakukan tindakan mengevakuasi warga yang disinyalir close contact. Mereka adalah 45 jemaat yang membesuk pendeta Sintiche sebelum yang bersangkutan terkonfirmasi positif corona di RSUD.

Sebuah mobil Trans Batam dikerahkan mengevakuasi 45 orang tersebut ke Rusunawa yang disiapkan untuk karantina di Tanjunguncang. Namun hanya 20 orang yang ikut, sementara dengan alasan khusus 25 orang lainnya meminta karantina di rumah.

Tampak petugas mengenakan masker biasa dengan pakai sehari-hari dan pakaian tugas. beberapa warga lainnya terlihat menonton proses evakuasi tersebut. Videonya pun beredar di medsos.

Penanganan kasus oleh petugas di Sagulung ini menjadi sorotan. Aktivis kajian publik Natuna Insititue, Agung Hermawan menyoroti tindakan pencegahan pasca ditetapkannya korban posotif corona ini di Batam.

"Sterilisasi di daerah itu dan perlakuan terhadap warga yang kontak langsung perlu menjadi catatan. Wilayah sekitar pemukiman korban harusnya segera diamankan dari lalu lalang orang dan kendaraan, serta disterilisasi dengan disinfektan," ujarnya Senin (23/3/2020).

Warga sekitar menurutnya juga harus langsung dicek dan diamankan sesuai protokol kesehatan. Petugas pun harusnya menggunakan alat pelindung diri (APD).

"Coba kita bandingkan video pemulangan WNI dari Wuhan. Itu padahal WNI yang dipulangkan telah ditest sehat di China. Bandingkan dengan video kondisi penanganan di Sagulung. Sangat jauh berbeda. Ini berpotensi risiko besar penularan virus corona," ungkapnya.

Menurutnya Batam tidak boleh meremehkan segala sesuatunya. "Kita bisa bandingkan juga dengan reaksi Walkot Surabaya, Risma yang sigap menyiapkan segala sesuatunya. Hal ini tidak boleh ditunda. Tim Satgas Batam harus segera bergerak jalankan protokol kesehatan," tukas Agung.

Terkait minimnya APD di daerah-daerah, Juru bicara pemerintah dalam penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam konfrensi pers di Jakarta, Senin (23/3/2020) mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan 105 ribu APD untuk didistribusikan.

"Kami juga menyiapkan 125 ribu kit untuk rapid diagnostik tes, untuk pemeriksaan cepat yang merupakan bagian screening," ujarnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews