Syukuran 4 Tahun Rudi-Amsakar Tuai Kritik Tajam Warga Batam

Syukuran 4 Tahun Rudi-Amsakar Tuai Kritik Tajam Warga Batam

Batam - Syukuran 4 tahun kepemimpinan Rudi-Amsakar Achmad di Batam, Kepulauan Riau menuai kritik tajam dari warga. Pasalnya, acara itu digelar di tengah ancaman virus Corona yang mewabah.

Acara bertajuk Pesta Rakyat "4 Tahun #batammaju" itu digelar di Dataran Engku Putri, Batam Centre, Sabtu (14/3/2020) sejak pagi hingga malam. 

Jika di Kota Solo, Jawa Tengah pemimpin kotanya menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dan melarang berbagai kegiatan terbuka, namun di Batam panitia malah mengundang warga untuk mengikuti Senam Sehat, Pesta Rakyat hingga Malam Puncak. 

Warga pun menilai acara itu tak patut digelar di tengah kekhawatiran masyarakat terhadap ancaman virus Covid 19 yang saat ini tengah melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Salah satu warga Batam, Eko Syaiful Arifin, yang kesal dengan apa yang dilakukan oleh Pemko Batam itu menuangkan kritikannya di media sosial.

Menurutnya, acara yang dibuat Pemko Batam itu tidak bermanfaat di tengah-tengah maraknya kasus Covid 19. Ditambah pula dengan Batam yang sangat berdekatan dengannegara tetangga seperti Singapura yang sudah berstatus Oranye (waspada).

“Kurang dari 80 kilometer di utara Batam (Negara Singapura) darurat akan sebuah virus dan membatasi acara-acara publik (Indonesia juga sudah mulai bahkan Solo, Walikotanya lockdown kota),” kata Eko.

Selain permasalahan Covid 19 yang masih mengancam, Eko juga mengingatkan bahwa masih permasalahan serius di Batam yang masih mengancam.

Seperti air di Batam terancam krisis, demo buruh masih terjadi berjilid-jilid, ekonomi terancam anjlok karena pariwisata drop dan manufaktur kekurangan bahan baku, dan lapangan kerja yang terbatas.

“Selain itu, KTP warga juga banyak yang belum siap. Saya termasuk,” kata Eko.

Seharusnya dana acara yang digunakan Pemko Batam itu bisa diganti dengan beli mesin penghancur enceng gondok, penghijauan daerah DAM Duriangkang, doa bersama dan sebagainya.

“Akan lebih bermanfaat, daripada acara hiburan yang buat massa berkumpul besar dan berpotensi menjadi "sasaran sarang" virus,” tuturnya.

Meskipun menurutnya kritikannya itu akan berdampak terhadap komentar netizen, yang berpikiran bahwa dirinya paranoid, jangan seperti gak percaya tuhan, gak usah berlebihan soal virus dan sebagainya. 

“Tapi saya juga tidak nekat menantang potensi penyebaran, karena negara-negara bahkan daerah yang ekonomi dan orang pintarnya lebih banyak dari Batam saja, pemimpinnya malah mengeluarkan imbauan bahkan larangan untuk berkumpul, tapi Batam?” kata Eko.

Dia sendiri mengaku, tidak terlalu panik di tengah dasas desus virus ini. Dia tetap keluar bahkan holiday ke beberapa daerah, tapi tetap saja berhati-hati dan waspada dengan tempat-tempat yang berpotensi penyebaran virus itu.

“Setidaknya saya tidak menjadi pelopor yang mengakak banyak orang berkumpul di satu tempat karena saya,” sindirnya.

Eko berharap, acara ini tujuan utamanya bukanlah popularitas ataupun electoral vote tapi memang karena dasar kebutuhan masyarakat Batam.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews