Kisah Mohammad Hatta Cuma Punya Uang Rp 200 saat Pensiun

Kisah Mohammad Hatta Cuma Punya Uang Rp 200 saat Pensiun

Bung Hatta. (foto: dok/sinarharapan)

BATAMNEWS.CO.ID - Jika ada sosok yang membuat Mantan Kapolri Jenderal Hoegeng merasa kagum akan kejujuran seseorang, maka Mohammad Hatta orangnya.

Mohammad Hatta adalah wakil presiden pertama Republik Indonesia, juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri. Jabatan mentereng yang bisa membuat seseorang kaya tujuh turunan. Namun, Hatta bukanlah pejabat bermental seperti para tahanan KPK sekarang.

Jika Jenderal Hoegeng yang terkenal paling jujur saja sampai kagum, maka bisa dibayangkan bagaimana hebatnya kejujuran Hatta.

Hatta adalah sosok yang membuat Hoegeng selalu malu untuk melakukan tindakan hina seperti korupsi. Apalagi Hoegeng tahu bagaimana melaratnya Hatta setelah mundur sebagai Wakil Presiden tahun 1956.

"Ketika Bung Hatta mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden, diberitakan dia hanya memiliki uang tabungan Rp 200. Uang pensiunnya pun tak cukup untuk membayar biaya listrik," tulis Jenderal Hoegeng dalam memoarnya.

 Ali Sadikin juga terhenyak mendengar kabar itu. Mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta tak mampu membayar iuran air PAM. Saking kecilnya uang pensiun, Hatta juga kesulitan membayar listrik dan uang pajak dan bangunan.

Gubernur Jakarta itu terharu melihat kondisi Hatta. Seorang pemimpin yang jujur hingga hidup susah di hari tua.

"Begitu sederhananya hidup pemimpin kita pada waktu itu," kata Bang Ali terharu. Hal itu dikisahkan Bang Ali dalam biografinya Bang Ali, Demi Jakarta 1966-1977 yang ditulis Ramadhan KH.

Bang Ali tak cuma terharu, dia langsung bergerak. Sang Letnan Jenderal Marinir itu melobi DPRD DKI untuk menjadikan Bung Hatta sebagai warga kota utama. Dengan begitu Bung Hatta terbebas dari iuran air dan PBB.

DPRD setuju. Pemerintah Pusat juga memberikan sejumlah bantuan, di antaranya bebas bayar listrik.

Seorang wakil presiden saat pensiun hanya memiliki uang nyaris setara dengan gaji prajurit TNI berpangkat paling rendah.

Saat pensiun, Hatta juga menolak semua jabatan komisaris BUMN atau posisi lain yang sebenarnya bisa membuatnya hidup enak. Bung Hatta tidak mau hanya makan gaji buta. Hatta tak sudi memeras bangsanya dengan menduduki jabatan seperti itu.

Seperti kata-katanya yang akan abadi sepanjang zaman.

"Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat.."

Ironi, seorang proklamator, mantan wakil presiden, mantan perdana menteri dan seorang Bapak Bangsa Indonesia tak punya uang untuk membayar listrik dan air. Tapi itulah kejujuran seorang Mohammad Hatta. Padahal jika mau main proyek, Hatta tentu bisa kaya tujuh turunan.

Banyak kisah kesederhanaan Hatta yang bisa membuat air mata meleleh. Saat Hatta tak bisa membelikan mesin jahit untuk istrinya karena kekurangan uang. Atau sepatu Bally yang tak terbeli hingga akhir hayatnya. Guntingan iklan sepatu itu masih tersimpan rapi di perpustakaannya. Namun sepatunya tak terbeli oleh sang proklamator.

Hatta tak meninggalkan banyak uang. Dia mewariskan keteladanan untuk Bangsa ini. Keteladanan yang kini makin jauh dengan perilaku korup para pejabat negara. Terpujilah pejabat sepertimu Bung Hatta.

(ind/merdeka)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews