Duka Nestapa Calon Pengantin Wanita di Bukit Daeng Batam

Duka Nestapa Calon Pengantin Wanita di Bukit Daeng Batam

Sri Wahyuni dalam sebuah kebersamaan dengan Arif Wijanarko (Foto: Ist)

Batam - Kematian Sri Wahyuni menyisakan kesedihan bagi warga Kota Batam, Kepri. Gadis yang bakal naik ke pelaminan itu tewas sia-sia di kolong angkutan umum jenis Bimbar.

Padahal hari itu, hari terakhir Sri bekerja. Pagi sekali Sri sudah bersiap-siap pergi ke kantornya di PT Epson Mukakuning, Batam. 

Sri diboncengi adiknya, Eriska. Hati Sri hari itu berbunga-bunga. Tak lama lagi, sekitar lima hari kedepan, ia bakal naik ke pelaminan.

Tepat tanggal 22 Februari 2020 ia bakal melangsungkan pernikahan di Selorejo, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Sehari setelahnya resepsi pernikahan.

Pujaan hatinya, Arif Wijanarko, juga tengah berbunga-bunga. Ia menyebar undangan ke mana-mana, termasuk di media sosialnya. 

Salah satunya ia ilustrasikan dengan iringan musik "Sampai Tutup Usia" yang diciptakan Angga Candra Lukita menggema di timelinenya.

Tapi malang sekejap mata. Saat mengantar surat cutinya ke PT Epson Mukakuning, Batam, Sri mengalami kecelakaan bersama adiknya pada Senin, 17 Februari 2020. 

Sebuah angkutan umum bimbar melenyapkan semua impiannya termasuk nyawanya. Sri diperkirakan tewas di tempat. Sedangkan adiknya kritis. Belakangan adik Sri berhasil melewati masa kritis.

Arif Wijanarko, calon suami Sri, tak bisa berkata-kata melihat kejadian tersebut. Sepanjang masa di RSUD Embung Fatimah, tempat Sri dilarikan pertama kali, Arif hanya bisa menangis.

"Ya Allah, ya Allah...," lamat-lamat terdengar dari mulut Arif. Beberapa teman dan kerabat Sri juga terlihat bersedih dan menangis.

Bimbar Maut

Sri Wahyuni ditemukan bersama adiknya Eriska di kolong Bimbar jahaman itu. Pengendara yang melintas melihat kejadian itu dan mencoba menyelamatkan nyawanya. 

Bimbar tersebut digulingkan demi mengevakuasi Sri dan Eriska. Keduanya dalam kondisi tak sadarkan diri. 

Kondisi Sri cukup memprihatinkan. Mereka dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sri yang diketahui sudah meninggal dunia dilarikan ke RSUD Embung Fatimah. 

Sedangkan Eriska dirawat di RS Casa Panbil, Mukakuning. "Saat ditemukan keduanya di kolong mobil," ujar seorang saksi mata.

Di lokasi kejadian ditemukan dua buah helm, kartu karyawan, serta beberapa barang milik Sri dan Eriska.

Kejadian ini memantik kemarahan warga Batam. Kegeraman terhadap angkutan umum yang dikenal kerap ugal-ugalan ini semakin memuncak.

Kejadian ini menjadi perhatian bagi sejumlah aparatur terkait. Polda Kepri mengumpulkan sejumlah pemangku kepentingan terkait transportasi di Batam.

Anggota Komisi III DPRD Kota Batam menggelar rapat dengar pendapat dengan Dinas Perhubungan Kota Batam. 

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Batam, Rustam Efendi mengakui sulit mengawasi angkutan umum yang nakal.

Masih banyak diantaranya yang tak taat peraturan dan kurang kesadaran. “Bukannya kami tidak melakukan uji KIR, tetapi kesadaran pemilik kendaraan trayek kurang,” ujar Rustam.

Rustam menjabarkan, dasar hukum mengenai kendaraan angkutan orang, ada PP nomor 74 tahun 2014 . Kemudian ada juga Perwako nomor 15 tahun 2008 mengenai angkutan trayek. Dimana angkutan trayek dibagi dua, yaitu trayek utama dan trayek cabang.

“Trayek utama itu ada (minibus) Bimbar atau angkutan dapur 12, dan trayek cabang itu ada kendaraan jenis carry,” kata Rustam.

Dari data Dishub Batam, untuk trayek utama tercatat ada 617 kendaraan. Angkutan umum yang layak dikendarai dengan rentang usia kendaraan 18 tahun, hanya 266 kendaraan, 

"Sedangkan sisanya 351 tidak layak jalan. Kemudian dari 266 kendaraan itu, hanya 60 kendaraan yang rutin melakukan uji KIR,” sebut Rustam.

Rustam menjelaskan pihaknya sudah berupaya melakukan razia beberapa kali dalam setahun pada 2019. Hasilnya, beberapa angkutan trayek yang tidak layak jalan harus dikandangkan.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews