OJK Kepri Sebut Stabilitas Keuangan Kepri Terjaga

OJK Kepri Sebut Stabilitas Keuangan Kepri Terjaga

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepulauan Riau, M Ridwan. (Foto: Margaretha/Batamnews)

Batam - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepulauan Riau, M. Ridwan mengatakan jika stabilitas keuangan di Kepri terjaga dengan stabil. Pihaknya berkomitmen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

“Dengan terus mendorong peran sektor jasa keuangan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri,” ujar Iwan di Batam Centre, Jumat (27/12/2019).

Ia menyebutkan sampai dengan semester II tahun 2019, secara umum perkembangan jumlah bank dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) dinilai positif, yaitu adanya penambahan jaringan kantor.

“Diantaranya ada 3 Bank Umum/ Syariah, 1 Perusahaan Pembiayaan, 4 Perusahaan Asuransi dan 1 Perusahaan Pergadaian. Sedangkan di bidang pasar modal terdapat penambahan 1 perusahaan sekuritas, 1 Manajer Investasi (MI) dan 1 galeri investasi,” sebutnya.

Untuk perkembangan keuangan Perbankan per Oktober 2019 tercatat aset Rp78,20T tumbuh sebesar 3,33 persen, Kredit Rp43,28T tumbuh sebesar 3,24 persen, Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp57,16T tumbuh sebesar 5,09 persen.

Sementara Loan To Debt Ratio (LDR) sebesar 75,71 persen. Dan NPL sebesar 4,75 persen.

Lalu terkait penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Kepulauan Riau, penyaluran KUR sampai dengan November 2019, mengalami peningkatan sebesar Rp35,3 miliar atau meningkat 4,8 persen (ytd) dibanding tahun 2018.

“Ada kenaikan yang cukup signifikan,” katanya.

Sedangkan mengenai perkembangan secara spesifik sektor pasar modal, pertumbuhan jumlah investor di Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan saat ini sebesar 56,99 persen (ytd). Yaitu dari 15.468 investor data Desember 2018 menjadi 24.384 investor pada data Oktober 2019.

“Dan persentase pertumbuhan terbesar pada investor Reksadana yaitu sebesar 81,9 persen,” kata dia.

Dilanjutkan dengan investor Surat Berharga Negara (SBN) yang tumbuh 70,98 persen dan investor saham yang tumbuh sebesar 38,91 persen. Sebagian besar investor Pasar Modal di Kota Batam yaitu sebesar 7 2,48 persen dari jumlah investor.

Selanjutnya, komposisi investor di Provinsi Kepulauan Riau 39 persen berinvestasi di saham, 53 persen pada efek reksadana dan 8 persen berinvestasi pada efek Surat Berharga Negara.

Ia menambahkam sampai dengan saat ini, sektor Pasar Modal di Provinsi Kepulauan Riau terdapat 10 Kantor Cabang Perusahaan Sekuritas, 2 emiten, 3 Kantor Cabang Manajer Investasi, 45 Agen Penjual Efek Reksadana (APERD) dan 4 Galeri Investasi.

“Lalu perkembangan sektor IKNB per September 2019, piutang Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan sebesar Rp3.272 Miliar meningkat 11,25 persen dari Rp2.94miliar (Desember 2018). Non Performing Financing (NPF) di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,94 persen,” jelasnya.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews