Putus Sekolah, Pria Ini Sukses Bikin Game Online

Putus Sekolah, Pria Ini Sukses Bikin Game Online

Bang Jun Hyuk (Foto:dok.forbes)

Jakarta - Netmarble merupakan salah satu perusahaan mobile-gaming terbesar Korea Selatan. Bahkan salah satu produknya, game Marvel Future Fight berhasil menyita perhatian seluruh dunia. Game ini sudah mondar-mandir masuk ke dalam daftar aplikasi paling sering diunduh.

Sejak debutnya pada April 2015 game ini telah masuk sepuluh besar di tangga aplikasi di 118 negara, termasuk AS dan Inggris. Hal ini pun mengantarkan Netmarble berada di peringkat ke-8 dalam penjualan aplikasi di seluruh dunia di tahun yang sama.

Bicara mengenai kesuksesan Netmarble lekat sekali dengan sosok pendirinya, Bang Jun Hyuk. Meskipun berhasil membawa Netmarble berjaya, siapa sangka Jun Hyuk justru merupakan anak yang putus sekolah.

Jun Hyuk memang beda, di kala perusahaan game rivalnya memiliki pendiri dan pemimpin yang memiliki beragam gelar dari universitas bergengsi, Jun Hyuk justru tidak pernah kuliah.

Dia tumbuh miskin di bagian terpencil Seoul dan tidak pernah melewati kelas 2 SMA, dia 'cabut' dari sekolah karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan sistem menghafal yang kaku di negara itu demi nilai ujian.

"Saya keluar karena ingin belajar lebih dalam tentang hal-hal yang saya minati," kenang Jun Hyuk dikutip dari Forbes, Senin (4/11/2019).

Setelah putus sekolah, Jun Hyuk mengembangkan minat dalam film. Bahkan dia berhasil membuat usaha pertamanya berupa layanan film online di sekitar 1990-an.

Namun, bisnis pertamanya ini cenderung belum sukses. Layanan internet di Korea saat itu masih buruk dengan kecepatan koneksi yang sangat lambat, jadi dia terpaksa mengalihkan bisnisnya setelah hanya dua tahun berjalan.

Akhirnya, Jun Hyuk mengubah haluannya ke dalam dunia game, kebetulan saat itu game online mulai berkembang seiring dengan peningkatan besar-besaran infrastruktur untuk menunjang koneksi internet Korea Selatan.

Saat itu, menanggapi krisis keuangan Asia 1997-1998, negeri ginseng mulai fokus membangun teknologi informasi untuk meningkatkan perekonomian negara yang jeblok.

Jun Hyuk saat itu memulai usaha game-nya dengan delapan karyawan dan modal sebesar US$ 88 ribu atau berkisar Rp 1,23 miliar (dalam kurs Rp 14 ribu).

Modalnya ia kumpulkan dari investor. Akhirnya Jun Hyuk memulai Netmarble di tahun 2000, dalam usaha-usaha awalnya perusahaan fokus melayani wanita dan remaja dengan permainan jenis kasual.

Tiga tahun kemudian alias tahun 2003, dia membuat perjanjian yang tidak biasa dengan perusahaan film bernama Planus Entertainment. Saat itu dengan keberaniannya, Bang meneken perjanian dengan Planus.

Jika Netmarble tidak dapat menuai laba bersih US$ 4,4 juta pada akhir tahun, Bang akan menyerahkan sebagian dari 49% saham Netmarble. Sebaliknya, jika Netmarble berhasil, Planus akan memberikan 30% dari keuntungan kepada Netmarble.

Jun Hyuk mulai bekerja dan dengan cepat menerapkan berbagai promosi Planus ke bisnis game-nya. Dia mulai menangani pemasaran, distribusi, publikasi, dan layanan lain untuk permainan yang dikembangkan.

Ketika tahun 2003 berakhir, Netmarble berhasil meraup laba bersih di atas ketentuan yang dijanjikan, mereka meraup laba bersih hampir US$ 14 juta atau sekitar Rp 196 triliun. Planus pun memberikan keuntungannya, bahkan tidak lama setelah itu Netmarble justru membeli Planus.

Marvel Future Fight menjadi produk Netmarble paling laku di pasar. Bukan cuma melonjak ke tangga aplikasi paling aku saja, game ini juga melambungkan keuntungan perusahaan selama setahun dirilis.

Di tahun 2016, saat itu pendapatan perusahaan melonjak hingga 39% untuk 9 bulan pertama 2016 menjadi sebesar US$ 896 juta. Mereka juga mencatat adanya lompatan 10% dalam laba operasi menjadi US$ 152 juta saat itu.

Melihat keberhasilan produknya, Jun Hyuk memberanikan diri untuk ekspansi ke negeri barat. Sebagai anak putus sekolah menengah yang tidak lancar berbahasa Inggris, Jun Hyuk nekat terbang ke Los Angeles untuk gelaran E3 Gaming Expo tahunan. Di sana ia berniat untuk menjelajahi tren dunia game terbaru.

Bahkan kenekatannya mengantarkan Jun Hyuk untuk makan malam dengan Chris DeWolfe, salah satu pendiri MySpace yang saat itu menjadi kepala eksekutif mobile-gaming outfit Jam City, dan berujung dengan kesepakatan untuk bekerja sama. Saat itu dia berhasil mendapatkan kucuran dana investasi hingga US$ 130 juta.

Jun Hyuk pun mendaftarkan Netmarble untuk melantai di Bursa Efek Korea pada tahun 2017. Modal yang dia kumpulkan akan digunakan untuk berinvestasi di perusahaan game seluler, terutama yang melayani pasar Amerika Serikat dan memasukkan genre game kasino, kasual, dan sosial.

Akhirnya, di bulan Mei 2017 dia berhasil mengumpulkan US$ 2,4 miliar dan menjadi listing saham terbesar Korea Selatan dalam tujuh ke belakang.

Di pasar game online Korea Selatan secara keseluruhan, Netmarble berhasil menjadi pemain terbesar kedua di tahun 2016. Dengan 32% sahamnya di perusahaan, Jun Hyuk masuk ke jajaran miliarder untuk pertama kalinya di tahun 2016, dengan kekayaan bersih saat itu diperkirakan sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun.

Kini, di tahun 2019 dia merupakan orang terkaya ke 13 di Korea Selatan dalam daftar Forbes dengan jumlah kekayaan mencapai US$ 1,6 miliar atau berkisar Rp 22,4 triliun.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews