Dituduh Ajarkan Radikalisme, Guru di Bintan: Ini Fitnah!

Dituduh Ajarkan Radikalisme, Guru di Bintan: Ini Fitnah!

Ilustrasi.

Bintan - Seorang guru salah satu SD di Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Is (43) mengalami syok dan trauma berat ketika dirinya dituduh mengajarkan paham radikalisme ke anak didiknya. 

Is mengaku dirinya telah difitnah oleh orang tidak bertanggungjawab. Karena dia tidak pernah berbuat seperti yang dituduhkan yaitu mengajarkan sesuatu paham yang sesat.

"Ini fitnah, pak. Saya tak pernah ajarkan yang tak benar sama anak didik. Saya ajarkan semua pelajaran sesuai dengan kurikulum. Tapi dituduh ajarkan paham radikalisme," ujar Is saat ditemui pada Jumat (18/10/2019).

Bapak tiga anak ini bercerita bahwa dia mengajar di sekolah itu sejak 2009 lalu. Selama mengajar dia tidak pernah keluar dari koridor maupun aturan. Kemudian apa yang diajarkannya juga sudah sesuai dengan segala ketentuannya.

Namun 2018 lalu pada semester kedua, ada salah satu anak didiknya di bangku kelas 6 SD bertanya dalam pelajaran PPKN terkait bendera agama Islam. 

Dirinya menjawab pertanyaan itu dengan menegaskan jika Indonesia hanya memiliki satu bendera yaitu Sang Saka Merah Putih. Bendera inilah yang harus dihormati seluruh warga negara Indonesia.

Kemudian dirinya juga menjelaskan bahwa sebagai warga negara yang baik harus mematuhi aturan yaitu undang-undang. Lalu juga taat hukum dan menjunjung tinggi NKRI. Usai penjelasan tersebut dirinya memerintahkan anak didiknya menghafal UUD 1945 untuk selanjutnya diuji.

"Kejadiannya setahun lalu. Ketika itu anak tersebut menanyakan bendera Islam. Saya bilang ada, tapi saya jelaskan jika itu bukan bendera negara kita. Karena negara kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bendera yang harus dihormati adalah Sang Merah Putih," jelasnya.

Is menambahkan semenjak menyandang status PNS di 2003 lalu dirinya tidak pernah berurusan dengan radikalisme, apalagi menyebarkan atau mengajarkan.

Kemudian ia juga dikenal guru yang gagap teknologi (gaptek). Sehingga tidak pernah membuat hal yang macam-macam. Jika diluar jam kerja atau mengajar dirinya juga meluahkan hobinya bermain gasing.

Namun entah apa yang merasuki orang tak bertanggungjawab itu. Tiba-tiba menyebarkan tuduhan keji kepada dirinya sehingga membuatnya dipanggil oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Bintan. 

"Saya sudah membuat pernyataan resmi terkait bantahan atas tuduhan mengajarkan paham radikalisme ke Disdik Bintan. Semoga fitnah ini tidak meluas dan tidak disebarkan oleh media masa maupun media sosial," katanya. 

Sementara itu Kadisdik Bintan, Tamsir membenarkan sudah memanggil dan bertemu secara langsung dengan guru yang dituding mengajarkan paham radikalisme kepada muridnya. 

"Sudah saya mintai keterangan, bersangkutan (guru-red) itu mengaku secara lisan dan tertulis tidak pernah mengajarkan paham radikalisme di kelas dengan siswa. Tapi saya akan coba nanti minta keterangan kepada siswa dan kalau memang benar dan ada bukti-bukti lain bersangkutan akan kita bebas tugaskan dari guru," ucapnya. 

(ary)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews