Peluncuran Digitalisasi Sekolah

Kemendikbud Bagikan 1.000 Tablet untuk Pelajar di Natuna

Kemendikbud Bagikan 1.000 Tablet untuk Pelajar di Natuna

Pembagian tablet gratis untuk pelajar di Natuna. (foto: Riky Rinovsky)

Natuna - Kabupaten Natuna menjadi lokasi peluncuran program 'Digitalisasi Sekolah' oleh Kemendikbud. Bertempat di Gedung Sri Serindit, Ranai, Kabupaten Natuna, sebanyak 1.000 unit tablet dibagikan gratis kepada para pelajar sekolah, Rabu (18/9/2019).

Mendikbud, Muhadjir Effendy menyebutkan, pelaksanaan program bentuk inovasi pembelajaran berbasis digital. Pihaknya mulai dengan mempersiapkan konten berupa portal atau platform digital.

Platform yang diberi nama "Rumah Belajar" akan menjadi platform digital resmi dan gratis dari Kemendikbud kepada publik.

“Nanti jadi konten utama dalam digitalisasi sekolah. Sekarang dianggap sudah siap dan secara bertahap akan kami sediakan sarana dan prasarana pendukung sehingga bisa dimanfaatkan dan diakses oleh semua sekolah di Indonesia,” ujar Muhadjir.

Dia menambahkan, proses pembelajaran berbasis digital ini akan menjadi salah satu pilihan strategi yang akan diterapkan di semua sekolah di Indonesia pada masa akan datang.

Tahap awal pelaksanaan program Digitalisasi Sekolah difokuskan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Ini sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo yang menyebutkan bahwa pembangunan dimulai dari daerah yang letaknya di pinggiran.

“Kami ingin sesuai visi Presiden, yaitu membangun dari pinggiran.  Makanya kami mulai dari pinggir dulu, kemudian semakin ke tengah. Dimulai dari yang paling tertinggal sehingga mengalami lompatan dan bisa sejajar dengan daerah yang di tengah,” kata Mendikbud.

Disebutkan untuk program tersebut, Kemendikbud menyiapkan lebih kurang 1,7 juta komputer tablet kepada 36.000 sekolah di seluruh Indonesia pada tahun ini.

Adapun pembiayaannya berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan BOS Kinerja.  Pemberian dana BOS ini berbeda dibandingkan alokasi dana BOS reguler tahun sebelumnya.

Adapun dana BOS Kinerja dialokasikan untuk sekolah yang dinilai memiliki kinerja baik dalam penyelenggaraan layanan pendidikan. Jumlah keseluruhan alokasi dana untuk kedua jenis BOS tersebut mencapai Rp 4,35 triliun.

Rinciannya terdiri dari BOS Afirmasi sebesar Rp 2,85 triliun, sedangkan BOS Kinerja sebanyak Rp 1,50 triliun.

“Supaya dananya tidak mengganggu yang sudah dikalkulasikan, kebetulan kami mendapatkan dana BOS Afirmasi sebagai bentuk keberpihakan untuk wilayah 3T dan BOS Kinerja untuk sekolah yang dianggap berkinerja terbaik. Kami pilih yang kinerjanya terbaik, tapi levelnya di bawah,” jelas Muhadjir.

Target 1.142 siswa

Untuk program Digitalisasi Sekolah di Kabupaten Natuna, Kemendikbud memberikan sarana pembelajaran TIK berupa komputer, laptop, LCD, router, dan external harddisk.

Secara keseluruhan, ada 38 sekolah yang akan menerima bantuan itu, terdiri dari 25 sekolah dasar (SD), 9 sekolah menengah pertama (SMP), 3 sekolah menengah atas (SMA), dan 1 sekolah menengah khusus (SMK).

Sebanyak 1.142 siswa dialokasikan menerima tablet. Mereka terdiri dari 508 siswa SD, 303 siswa SMP, 228 siswa SMA, dan 103 siswa SMK.

Namun, dalam pelaksanaan di lapangan terdapat kendala letak geografis sekolah dan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan sehingga hanya 18 sekolah dan 590 siswa yang bisa menerimanya. Sisanya sebanyak 20 sekolah dan 552 siswa akan mendapatkan tablet tersebut dalam pemberian tahap selanjutnya.

Penggunaan teknologi informasi menurut Muhadjir mungkin sudah akrab, baik oleh guru dan murid di Natuna. "Tapi kan belum digunakan untuk hal-hal produktif yang sifatnya untuk pendidikan," sebutnya.

Sementara itu Bupati Natuna, Hamid Rizal mengatakan keterbatasan dalam menjalankan sistem pendidikan dengan pemanfaatan IT memang sangat dirasakan selama ini. "Namun alhamdulillah, kami sebelumnya juga sudah diberi tambahan 81 titik untuk internet oleh Kominfo. Ini bermanfaat untuk pelayanan baik pemerintahan, perdagangan, industri dan sebagainya," kata dia.

Peggunaan IT di bidang pendidikian menurut Hamid sudah dicoba beberapa kali dalam penerapan UN berbasis komputer selama ini.

"Namun kondisi masalahnya memang sama dengan  daerah lain juga. Natuna diakuinya masih terdapat wilayah yang memiliki keterbatasan akses dan minim fasilitas," ungkap Hamid.

(fox/rik)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews