Ingin Segera Ditempatkan ke Negara ke Tiga

Imigran di Kepri Kompak Lakukan Unjuk Rasa

Imigran di Kepri Kompak Lakukan Unjuk Rasa

Aksi Unjuk Rasa para imigran di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Batam di Sekupang. (Foto: Yogi/Batamnews)

Batam - Para imigran asing yang ditampung di Kepri kompak melakukan unjuk rasa. Usai aksi unjuk rasa imigran dua hari terakhir, kali ini imigran di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Akomodasi Non Detensi Sekupang, Kota Batam, yang melakukan aksi Rabu (7/8/2019) siang.

Para imigran meminta PBB segera mengirim mereka ke negara suaka. Mereka merupakan pencari suaka yang mengungsi dari negara-negara konflik. Indonesia merupakan negara transit.

Namun karena tidak dilengkapi dokumen lengkap, acap kali mereka ditolak oleh negara tujuan. Kebanyakan yang 'tersangkut' di Indonesia merupakan mereka yang berniat menuju Australia.

Lembaga PBB yang mengurus masalah pengungsi UNHCR biasanya membiayai dan mengurus penempatan para imigran ini. Tak jarang mereka tertahan di Indonesia bertahun-tahun karena lamanya proses penempatan mereka ke negara lain.

Aturan di Indonesia sendiri melarang para imigran asing untuk bekerja ke tengah masyarakat. Pemerintah hanya memfasilitasi penampungan sembari menunggu mereka ditempatkan oleh lembaga dunia yang mengurus pengungsi.

Aksi unjuk rasa imigran di Batam berlangsung tepat di halaman Rudenim. Para imigran berujuk rasa masing-masing membawa selembaran kertas.

Di kertas tersebut para imigran menuliskan permintaan agar segera ditempatkan ke negara suaka. "UNCHR please help me," tulis salah seorang imigran yang berunjuk rasa.

Selain melalui selembaran kertas, para imigran juga berunjuk rasa dengan membentuk simbo tangan silang secara berbaris dan berteriak secara bersamaan. "UNHCR help us, help us," ujar mereka serentak beberapa kali.

Setelah itu dilanjutkan dengan perkataan "We want resettlement, we want case process," teriak mereka dipimpin satu komando. "Tangan silang itu simbol tidak tahan kami disini," ujar Shams Adil (21) salah seorang imigran pengunjuk rasa.

Shams mengatakan, aksi dilakukan karena para pengungsi tidak tahan lagi di Indonesia. "Kami ingin segera ke negara ke tiga," kata pria yang sudah 6 tahun di Rudenim Sekupang itu.

Pria asal Afganistan ini menjelaskan, aksi dilakukan mulai pukul 09.30 WIB hingga 12.00 WIB. Bahkan mereka sudah menjadwalkan aksi tersebut tiga kali dalam seminggu.  "Kita lakukan aksi ini Selasa, Rabu dan Kamis," katanya.

Ia menjelaskan, para imigran tidak sangup lagi bertahan di Indonesia dengan kehidupan seperti saat ini. Mereka mengalami stress karena tidak bisa berbuat apa-apa selain tidur, mandi, makan dan jalan-jalan.  "Kami rindu keluarga, kami juga ingin bekerja dan menikah," katanya.

Ia mengatakan, di Rudenim Sekupang Batam ada yang sudah tujuh tahun. Shams berharap pihak pemerintah mau membicarakan terkait pemindahan imigran ke PBB.  "Kami minta tolong kepada negara Indonesia," katanya.

Shams mengatakan begitu juga dengan permintaannya kepada pihak PBB UNHCR agar segera memproses surat permintaan pindah para pengungsi. "Alasan mereka negara ketiga tidak mau menerima kami. Tidak ada solusi yang diberikan kepada kami. Maka, kami sengaja mengelar aksi agar ada yang membantu kami," katanya.

Beberapa negara yang menjadi tujuan mereka adalah Australia, Kanada, Belanda, Amerika.  Aksi berlangsung lancar, tidak ada pengawalan khusus dari pihak kepolisian maupun imigrasi.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews