Imigran Demo di Tanjungpinang, Romo Paschal: Indonesia Harus Sabar Tampung Mereka

Imigran Demo di Tanjungpinang, Romo Paschal: Indonesia Harus Sabar Tampung Mereka

Para imigran melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor IOM Tanjungpinang, Senin (5/8/2019). (Foto: Afriadi/Batamnews)

Batam - Para imigran asing yang ditampung di Tanjungpinang menggelar aksi unjuk rasa, Senin (5/8/2019). Mereka berharap bisa segera dapat hidup di negara tujuan mereka (negara ketiga). Nasib mereka yang terkatung-katung di negara transit (indonesia) tanpa kejelasan membuat mereka kebingungan.

Pemerintah Indonesia pun mau tidak mau harus mengurus para pengungsi ini. Selama ini Indonesia menjadi surga transitnya imigran ini. Banyak cara yang bisa mereka lakukan untuk pergi ke negara tujuan, kendati tanpa dokumen lengkap. Parahnya di Indonesia juga banyak mafia imigran yang mencari untung dengan situasi tersebut

Negara tujuan Australia membatasi ruang masuk bagi para pengungsi. Mereka terpaksa 'terkunci' di Indonesia. Di lain hal, para imigran ini enggan untuk kembali ke negara asal mereka yang berkonflik. Mereka datang dari negara-negara Afrika, Pakistan, Afghanistan dan sebagainya.

 

Para imigran melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor IOM Tanjungpinang, Senin (5/8/2019). (Foto: Afriadi/Batamnews)

 

Tentu hal ini menjadi beban bagi pemerintah Indonesia. Dalam kata lain, pemerintah mau tak mau harus menampung dan memperlakukan mereka dengan baik, sembari menunggu proses penempatan mereka oleh badan PBB yang mengurusi masalah pengungsi yakni UNHCR (United Nation-Refugee Agency).

Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKP-PMP) Kepri--lembaga gereja yang berkarya di bidang pelayanan pastoral keadilan dan perdamaian yang concern menangani kasus migran, tenaga kerja hingga trafficking di Kepri berharap pemerintah daerah di Tanjungpinang dan Kepri bisa menjadi perwakilan Indonesia yang baik bagi para penggungsi ini

Ketua KKPPMP, Pastor Chrisanctus Paschalis Saturnus mengatakan pemerintah harus tetap menjadi tuan rumah yang baik untuk imigran yang transit di tanah air.

Meskipun proses pemindahan ke negara ketiga cukup sulit. Pria yang akrab disapa Romo Paschal itu mengatakan, sesuai aturannya Indonesia harus menampung dan mempercepat penyelamatan para imigran ke negara ke tiga.  "Persoalan ini tidak gampang, ini persoalan internasional," ujar Paschal, Senin (5/8/2019).

 

Romo Paschal.

 

Yang memiliki kewenangan pemindahan imigran ke negara ketiga adalah PBB melalui UNHCR. "Jadi untuk pemerintah Indonesia bersabar menampung imigran, intinya kita harus perlakukan mereka sebagai manusia, memberikan rasa nyaman kepada mereka. Jadi kita sebagai tuan rumah harus memperlakukan mereka dengan baik," kata dia.

Sebelumnya puluhan imigran yang berunjuk rasa di depan kantor perwakilan International Organization for Migration (IOM), Jl Peralatan Km 7, Kota Tanjungpinang, Senin (5/8/2019).

Mereka berunjuk rasa untuk meminta penjelasan International Organization For Migration (IOM) dan UNHCR mengenai negara ketiga yang akan menjadi tujuan selanjutnya.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews