BKKBN Beri Pemahaman Bonus Demografi Kaum Milenial di Tanjungpinang

BKKBN Beri Pemahaman Bonus Demografi Kaum Milenial di Tanjungpinang

Deputi KB dan KR BKKBN Pusat, Dwi Sulisyawardani. (Foto: Afriadi/Batamnews)

Tanjungpinang - Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan pemahaman kepada generasi milenial tentang kependudukan dalam menghadapi bonus demografi, Senin (5/8/2019).

Sebelumnya Badan Pusat Statistik ( BPS) memprediksi bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini akan berakhir tahun 2036 mendatang. Bonus demografi adalah besarnya penduduk usia produktif antara 15 tahun hingga 64 tahun dalam suatu negara.

Deputi KB dan KR BKKBN Pusat, Dwi Sulisyawardani menjelaskan, dalam menghadapi bonus demografi nanti, pemerintah menyiapkan atau meningkatkan kualitas sumber daya manusia produktif sehingga memiliki keterampilan kerja yang sesuai permintaan pasar.

"Maka dari itu kita memberikan pemahaman kepada pelajar atau anak muda tentang bonus demografi, jadi mereka sudah memiliki wawasan dan pengetahuan serta bersungguh dalam belajar," kata Dwi Sulisyawardani usai kegiatan seminar di Aula SMK Negeri 1 Tanjungpinang.

Ia berharap generasi millenial nantinya bisa menjadi penggerak, pendorong perekonomian indonesia dan menjadi tumpuan bagi Indonesia ke depanya . Selain itu juga para kaum milenial itu dapat mengkampanyekan kepada masyarakat luas.

"Untuk menghindari mereka dari menikah usia dini, kami juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat," sebutnya.

Sementara itu, Kepala BKKBN Kepri, Mediheryanto menyebutkan, berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas) saat ini terdapat 63 juta milenial berada diusia produktif, yang bisa melakukan aktivitas dan kreativitas. "Sebagian dari itu adalah para remaja diantaranya siswa dalam ruangan ini," sebutnya.

Ia menjelaskan, makna salam dari Gendre yang disimpulkan menjadi tiga nol dengan makna pertama tidak melakukan nikah usia dini,  tidak melakukan seks diluar nikah, dan tidak menggunakan napza atau narkotika, semua itu berhubungan.

"Ketika menggunakan napza maka akan mengarahkan seseorang melakukan seks diluar nikah,  dan setelah itu akan terjadi pernikahan dini," sebutnya.

Generasi Indonesia harus menjadi pemuda berencana,  berlomba meraih pendidikan setinggi-tingginya untuk mendapatkan soft skill yang bisa menjadi bekal mendapatkan pekerjaan yang layak.

"Bagaimana mendapatkan pekerjaan yang layak jika tidak menempuh pendidikan yang layak," ujarnya.

(adi)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews