Dirjen BKSDA: Batam Jadi Gerbang Perdagangan Satwa Ilegal

Dirjen BKSDA: Batam Jadi Gerbang Perdagangan Satwa Ilegal

Sangkar burung murai batu tangkapan Karantina Batam. (Foto: Batamnews)

Batam - Posisi Batam yang berada di wilayah strategis, sering dimanfaatkan oknum untuk menyelundupkan berbagai jenis komoditas, tak terkecuali hewan. Kota ini ditengarai menjadi salah satu pintu keluar perdagangan satwa secara ilegal.

Direktur Jenderal Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nasional, Wiratno, mengatakan perdagangan satwa secara ilegal di Indonesia sudah menjadi rahasia umum. Bahkan bisnis ini diminati oleh beberapa kelompok karena menjanjikan penghasilan yang menggiurkan. 

Satwa asli Indonesia yang saat ini paling laris dalam perdagangan satwa. Seperti komodo yang harganya disebutkan Wiratno bisa mencapai 3 digit. 

"Batam ini salah satu pintu perdagangan satwa (ilegal) di Indonesia. Yang paling besar adalah perdagangan Aves," kata Wiratno, saat menghadiri Jambore Konservasi Alam Nasional bersempena dengan Hari Konservasi Alam Nasional 2019 di Taman Wisata Alam (TWA) Mukakuning Batam, Senin (5/8/2019). 

Aves yang rata-rata merupakan burung kicau ini menjadi langganan yang keluar masuk Batam. Padahal ini harusnya tidak terjadi karena selain berbahaya untuk satwa itu sendiri juga berbaya bagi manusia karena bisa membawa wabah penyakit. 

Wiratno meminta untuk masyarakat Kota Batam bersama-sama menjaga hal tersebut, dan turut mengawasi perdagangan satwa yang terjadi melalui pintu Batam. 

"Kalau kalian ada lihat transaksinya, laporkan ke saya," ucapnya. 

(das)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews