Lingga Catat Kasus Tertinggi Satwa Liar Masuk ke Permukiman Warga

Lingga Catat Kasus Tertinggi Satwa Liar Masuk ke Permukiman Warga

Buaya yang berhasil ditangkap warga Pulau Mepar (Foto: Ist/Batamnews)

Batam - Kemunculan satwa liar di permukiman manusia acap dijumpai. Di Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Lingga mencatatkan sebagai daerah paling banyak memiliki kasus satwa liar menginvasi hunian warga.

Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Batam menyebut, selain Lingga, daerah di Kepri yang memiliki kasus ini adalah Bintan dan Tanjungpinang.

"Kasusnya kebanyakan yang muncul adalah buaya dan Lingga yang paling sering," kata Purwanto, Staf Seksi Konservasi BKSDA Wilayah II Batam, Jumat (11/1/2109).

Untuk daerah Kabupaten Bintan dan Tanjungpinang kebanyakan penyebabnya karena warga ada yang mulai mengusik habitat buaya.

“Yang kedua, perubahan perilaku manusia justru membuang sampah-sampah organik yang bisa dimakan buaya. Misalnya peternakan ayam yang ada di dekat situ, lalu membuang ayamnya yang mati di situ. Itu memancing buaya untuk datang,” kata Purwanto.

Sedangkan di Lingga, umumnya lingkungan yang menjadi sarang buaya malah dijadikan keramba, sehingga memancing buaya kesana. Karena tidak perlu jauh-jauh lagi mencari makan.

Lingga sendiri ada sekitar enam laporan kasus kemunculan buaya di dekat permukiman manusia. Bahkan ada yang sampai diserang oleh buaya.

Kemuculan buaya di sekitar aktivitas warga kebanyakan disebabkan oleh kelalaian manusianya sendiri. Seperti membuang sampah-sampah yang bisa memancing buaya itu datang.

Dia mengimbau agar masyarakat tidak membuang sampah-sampah itu ke sungai atau aliran air lainnya yang dapat memicu kemunculan buaya.

(ude)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews