BMKG: Tidak Ada Kemarau di Kepri

BMKG: Tidak Ada Kemarau di Kepri

Seorang turis asal Tiongkok memakai payung untuk menghindari terik matahari saat berkunjung ke kawasan pariwisata Desa Busung, Minggu (21/6/2019). Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Tanjungpinang, Kepri tidak mengenal musim kemarau atau pun hujan lantaran masuk dalam kawasan "nonzom". (Foto:Ist)

Tanjungpinang - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Tanjungpinang menegaskan Kepri tidak mengenal musim kemarau atau pun hujan lantaran masuk dalam kawasan "nonzom".

"Kepri berbeda dengan Pulau Jawa dan provinsi lainnya yang mengenal musim kemarau dan hujan," kata  Prakirawan BMKG Tanjungpinang Khalid Fikri Nugraha, di Tanjungpinang, Jumat (28/6).

Fikri memprediksi tahun 2019 cuaca di Kepri dalam kondisi normal.

"Masih dalam kondisi normal, kecuali ada fenomena lain yang mempengaruhi cuaca," kata 

Fikri mengimbau masyarakat tidak khawatir Kepri terjadi kekeringan. Bahkan kondisi cuaca sekarang diprediksi lebih baik dari tahun sebelumnya.

Contohnya, suhu udara tahun 2018 mencapai 34 derajat celcius, sementara sekarang berkisar 24-32 derajat celcius.

Ia mengatakan kondisi cuaca normal itu antara lain dapat dianalisis dari suhu muka laut berkisar 27-29 derajat celcius. Suhu muka laut itu potensial terjadi hujan, meski hujan lokal dengan kapasitas rendah.

"Puncak curah hujan itu pada April dan November setiap tahun. Hari ini juga masih terjadi hujan lokal," ujarnya.

Meski kondisi cuaca normal, Fikri mengimbau masyarakat, terutama nelayan dan pengguna alat transportasi laut harus mewaspadai gelombang laut yang cenderung tinggi, dan kecepatan angin. Gelombang laut di perairan Pulau Bintan dan  Batam mencapai 1,5 meter sehingga membuat tidak nyaman dan cukup membahayakan, karena itu sebaiknya diwaspadai.

Gelombang laut yang tinggi justru bakal terjadi di Natuna dan Kepulauan Anambas. Saat ini, gelombang laut mencapai 2 meter, dan kemungkinan meningkat hingga 3-4 meter dalam dua bulan ini.

Sementara kecepatan angin sekarang 5-15 km/jam, namun dalam sebulan hingga dua bulan mendatang lebih dari 15 km/jam.

"Waspadai pula awan hitam  yang tebal saat melaut atau menggunakan transportasi laut," katanya.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews