Timothy Dua Kali Gegerkan Batam: Dulu Diculik, Kini Raih Prestasi UN

Timothy Dua Kali Gegerkan Batam: Dulu Diculik, Kini Raih Prestasi UN

Timothy Joseph Hutagaol. (Foto: Yogi/Batamnews)

SEMBILAN tahun lalu, tepatnya 2010 silam, nama Timothy Joseph Hutagaol menjadi topik headline media massa di Batam. 'Juara Sempoa Asal Batam Diculik' begitu judul di beberapa media cetak saat itu. Sembari memampang foto Timothy kecil yang memegang piala bersama Wali Kota Batam (tahun 2010), Ahmad Dahlan di halaman depan.

Untungnya, kala itu tak sampai 1x24 jam, bocah kecil yang duduk di bangku kelas 2 SD Kalam Kudus itu ditemukan. Ia diantar seorang pria yang mengaku ayah kandungnya ke Mapolresta Barelang hampir tengah malam. "Syukurlah kamu selamat nak..," ujar Esther, sang ibunda, yang tak kuasa menahan haru sembari memeluk Timothy kecil dengan piyama tidurnya.

Cukup dramatis kisah yang dialami Timothy saat itu.  

Timothy bersama mantan Wako Batam, Ahmad Dahlan.

Namun kini, nama Timothy lagi-lagi menjadi buah bibir, bukan karena diculik, tetapi berhasil menjadi terbaik kedua nilai UN se-Kepri. Bocah jenius berkacamata itu kini sudah beranjak remaja.

Baju kemeja lengan panjang kotak-kotak kuning terpasang rapi di tubuh Timothy. Celana dasar dan sepatu hitam mengkilat melekat sepadan dengan tubuhnya yang tinggi. Ia begitu mempersiapkan pertemuan sore itu dengan Batamnews.co.id, Selasa (14/5/2019)

Hampir satu jam bincang-bincang bersama Timothy berlangsung di ruangan Kepala Sekolah SMA Cerdas Mandiri, Teken Sihombing. Timothy tidak sendiri, ia ditemani sang ibu Esther Samosir. Berikut ceritnya:

"Hallo mas, maaf tadi juga banyak yang telpon, saya masih was-was, karena tidak mau kejadian 2010 lalu terjadi lagi," kata Esther langsung mengenang kejadian penculikan. Esther memang menjaga Timothy begitu ketat setelah insiden penculikan itu terjadi.

Peristiwa itu tidak hanya membuat geger karena Timothy siswa SD di Kota Batam. Tetapi, dimasa itu namanya sedang naik daun karena juara 1 sempoa tingkat Kepri untuk kedua kalinya.

Kejadian itu tidak serta merta mereka membuat Timothy patah semangat melanjutkan sejuta prestasi yang pernah ia raih sebelumnya. Selama delapan bulan itu pelajar satu ini berjuang hingga lulus SMA dan menjadi terbaik pertama di Batam.

Timothy bercerita semua yang ia raih bukan tidak tanpa usaha. Penuh perjuangan yang konsisten apalagi ditengah ekonomi keluarganya yang kurang mampu.

 

Kejutan Kelulusan dari Mama

Timothy bersama sang ibu (kanan) dan Kepala Sekolah SMA Cerdas Mandiri.

Seperti biasa, meskipun UN sudah selesai Timothy masih asyik membaca di rumahnya dikawasan Batam Center. Tiba-tiba Esther mendapat kabar anak pertamanya itu tidak hanya lulus dari SMA Cerdas Mandiri, tetapi juga keluar sebagai siswa nilai UN terbaik pertama di Batam dan kedua di Provinsi kepri.

Sontak Esther langsung mencari tahu informasi tersebut. Beberapa media massa membenarkan dan sudah mempublis nama anaknya. "Hari itu tepat satu hari menjelang pengumuman" kata Esther bercerita.

Meskipun informasi tersebut sudah tersebar. Ia tidak mau memberitahu Timothy yang masih asyik membaca, karena pesan sekolah pengumuman resmi besok harinya.

Keesokan paginya Esther tidak bisa lagi menyembunyikan berita tersebut. Pagi hari sebelum anaknya berangkat sekolah beberapa kolega mengucapkan selamat, membuat tanda tanya bagi Timothy.

"Saya sudah sembunyikan, tetapi dia curiga kenapa banyak orang ucapin selamat, saya akhirnya kasih tau," ujar Esther.

Setelah Timothy mengetahui dia langsung memeluk sang ibu. Hal itu tidak pernah ia prediksi sebelumnya. Apalagi ia harus bersaing dengan siswa-siswa sekolah negeri yang ikut bimbel bahkan les privat. "Tidak pernah terpikirkan, kaget saya dan bersyukur," kata Timothy.

Saat itu Timothy paham bahwa doa dan usaha selama ini tidak sia-sia. "Ya saya yakin ini bukti Tuhan itu bekerja dan melihat kita," ujarnya

Salah satu yang menjadi pegangan Timoty adalah pesan-pesan sang ibu. Bahwa ia diminta selalu mematuhi orang tua kalau memang ingin berhasil di masa depan kelak.  "Mama sendiri memberi nasehat, kalau patuh orang tua pasti berhasil," katanya.

Timothy bercerita, meskipun tidak bisa mengikuti bimbel karena terhalang dana. Ia terus belajar dari soal latihan internet, siang dan malam.

Nyaris dalam sehari ia hanya tidur beberapa jam. Timothy bangun pagi biasanya sekitar jam 04.00 WIB kemudian belajar. Sekitar pukul 06.30 WIB ia berangkat sekolah, tidak hanya belajar, di sekolah juga dilakukan pemantapan untuk menghadapi UN.

Pulang pukul 16.00 sore, ia menyempatkan diri untuk tidur siang hingga 17.30 WIB. Tidur siang diwajibkan ibunya agar tetap sehat. Setelah itu kembali belajar hingga malam. "Kadang mau sampai jam 2 malam mas dedek (panggilan Timothy) belajar," kata Ether.

Meskipun ibunya menyediakan wifi di rumah, Esther mengajarkan hal itu bukan untuk melulu chatingan apalagi bermain game online. Tetapi akses internet untuk digunakan Timothy mudah mendapatkan sumber ilmu pengetahuan.

"Jadi kalau dedek (panggilan kesayangan Ether untuk Timothy)  belajar fokus, di atas meja ada iPad, laptop, hape dan buku, fokus itu sampai selesai," katanya.

Lulus dengan terbaik pertama tidak pernah dibayangkan Esther. Tetapi yang dia bayangkan usahanya tidak akan mendustai hasil.


Bisa Membaca Saat Usia 2 Tahun

Timothy Joseph saat SD (Foto: Dok. Pribadi).

Kecerdasan Timothy sudah diketahui Ether sejak umut 2 tahun. Pelajar kelahiran Batam itu sudah bisa membaca sejak kecil.

Proses hingga bisa membaca itu timbul secara tiba-tiba di dalam diri buah hati Ether. Bahkan ibunya sendiri tidak menyangka nikmat Tuhan yang diberikan kepadanya.

Esther bercerita awal Timothy bisa membaca ketika dia jalan-jalan ke sebuah mall di Batam. Sudah beberapa kali ke mall tingkah Timothy aneh, ia selalu menunduk ke bawah berjalan di parkiran mobil.

Selang beberapa hari, Esther sadar bahwa anaknya seperti itu memperhatikan nomor pelat mobil yang ada di parkiran. "Jadi saya heran, dia jalan nunduk terus kalau di parkiran, rupanya baca nomor pelat mobil," kata Esther.

Ketika itu semakin hari Timothy menunjukan bahwa dia mulai mengenal beberapa huruf. Misalnya ketika makan kerupuk bulat Timothy menyebut huruf O. "Kalau digigit dia setengah, dia bilang ini, mama-mama C (menyerupai huruf)," cerita Esther.

Tidak hanya sampai di sana, di jalan secara spontan Timothy menunjukan bahwa ia sudah mengenal huruf abjad ketika masih kecil itu. "Termasuk kalau ke pasar, mama KFC katanya menunjuk ke arah KFC, jadi dia udah kenal abjad itu padahal tidak pernah diajarkan," ujar Esther.

Hingga saat ini Timothy sudah hobi membaca. Terkadang ia harus mengurangi jam tidur untuk bisa membaca.

Masa kecil Timothy tidak seperti anak kebanyakan. Ia tidak pernah memiliki mainan kecuali satu mainan yang ada di rumahnya yaitu baskom.

Jika bermain ke rumah temannya Timothy lebih banyak bermain memanfaatkan benda yang ada di dekatnya. "Jadi kalau ada kertas, kawan dia main mobil, dedek tidak, dia dorong kertas itu kayak mobil, makanya saya tidak pernah belikan mainan di rumah, dia tidak pernah minta," kata ibu Timothy.

Hinga saat ini, hal itu masih dilakukan Timothy. Bahkan bagi Timothy, ia sudah mulai berpikir, di usia yang sekarang, tidak hanya sekedar permainan, tetapi dia berpikir dari mana mainan itu datang.

"Jadi kalau main game saya tidak hanya memainkan, tapi berpikirnya kok bisa game ini terjadi, asalnya dari mana," kata Timothy.

Kondisi itulah yang membuat Timothy tertarik ilmu fisika ataupun mesin. Setiap ada temuan ia selalu mencari asalnya dari mana.


Remaja Berpikir Dewasa

Timothy Joseph

Timothy memang memegang teguh prinsip dalam hidupnya. Ia tahu mana yang menjadi prioritas yang bermanfaat untuk diri atau tidak.

Seperti ketika berkumpul dengan teman-teman sebanyanya Timothy tidak begitu berlaga pintar. Ia terus berbaur dengan caranya sendiri.

Seperti bermain olahraga bersama ataupun dalam hal positif lainnya. Namun ketika hal-hal lain kurang bermanfaat dilakukan teman-teman, ia selalu menghindar.

"Seperti hangout, kawan sering ngajak itu, tapi saya pikir ada yang lebih bermanfaat dari itu," katanya.

Dekat bersama teman-teman menurut Timothy tidak hanya dilakukan dengan hangout semata. Yang lebih baik memberikan prestasi kepada sekolah adalah bentuk kedekatannya dengan teman-temannya yang lain.


Pemain catur yang hobi berdendang untuk ibu

Timothy (kanan) dalam pertandingan catur.

Apa yang dilakukan Timothy memang selalu fokus. Jika sudah merasa bosan ia mengalihkan dirinya untuk bermain catur ataupun bernyanyi diiringi dengan gitar.

Bermain gitar dan bernyanyi sering dilakukan Timothy menghibur sang ibu. Lagu yang dinyanyikan bukan lagu yang terkenal saat ini. Tetapi nyanyian khusus rohani gereja.

Proses belajar gitar Timothy juga terbilang ajaib. Selang beberapa hari hanya belajar di internet Timothy sudah bisa berdendang dengan gitarnya.

Begitu juga olahraga catur yang disukainya. Ia sudah beberapa kali memenangkan lomba catur.

Salah satu yang menarik ketika perayaan 17 Agustus beberapa waktu lalu Timothy mengikuti pertandingan catur di kelurahan tempat ia tinggal. Ia sampai ke babak final dengan mulus.

Sesampai di final remaja berkacamata itu bertemu dengam seorang pemain catur senior. Rivalnya itu sudah berumur 60 tahunan.

Permainan mereka menarik perhatian warga lainnya. Seorang siswa biasa melawan salah satu pemain catur hebat di Batam yang merupakan anggota Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).

Ketika final dimulai tanpa batas waktu. Pertandingan berlangsung ketat dari mulai sore hingga malam hari. Malahan pertandingan selalu berakhir skor imbang.

Pada akhirnya ketua RT sekitar menetapkan permainan dihentikan dengan juara satu diraih dua orang. "Itu asik, saya bertemu lawan seorang pelatih catur," katanya

Permainan catur sudah dilakoni Timothy sejak kelas empat SD sampai saat ini. Ia berhasil menjadi terbaik kedua berturut turut di pertandingan Ananda Cup se Kota Batam.

Di sesi ini Timothy juga mengatakan. Kecintaannya terhadap permainan tidak membuat ia lupa diri. Seperti menjelang UN lalu ia lebih memilih berhenti bermain catur dan fokus belajar. "Karena saya harus pikirkan, yang prioritas itu ini loh," kata Timothy.


Unlimited membaca

Timothy.

Membaca adalah keharusan bagi Timothy. Bahkan sang ibu menamakan kegiatan itu dilakukan anaknya unlimited, alias tiada habisnya.

Ia bercerita lebih banyak membaca buku baik dari online maupun offline. Tidak hanya membaca buku, ia juga memeprhatikan isu yang lagi hangat diperbincangkan di media massa.

Bukan media massa lokal ataupun nasional. Timothy lebih tertarik membaca informasi internasional antar negara. Beberapa media massa luar seperti The Guardian, BBC, CNN dan lainya menjadi bacaannya setiap hari.

Ia mencontohkan, beberapa akhir-akhir ini yang informasi luar yang menarik baginya seperti turun tahtanya Presiden Zimbabwe, atau upaya Singapura menggenjot ekonomi mereka naik, serta temuan-temuan sains negara luar begitu juga perkembangan teknologi 5G.

"Jadi saya suka yang begituan, lebih menarik dan bermanfaat," kata Timothy.

Hal itu dilakukannya bukan tanpa alasan. Timothy menyadari pemberitaan di Indonesia lebih banyak berita negatif yang akan membangun pesimis untuk maju. Apalagi berseraknya informasi hoaks di tanah air yang menghabiskan waktu.

Kondisi itu membuat Timothy lebih mementingkan isu internasional. Karena dia yakin pemberitaan negara luar lebih membangun dan memiliki nilai edukasi.

Timothy memperjelas misalnya dibandingkan media massa Indonesia dan negara luar, jelas isu yang diangkat berbanding terbalik.

Jika di negara lain sudah membahas isu 5G, media Indonesia masih bicara kecurangan pemilu ataupun berita talknews lainnya.

"Saya bandingkan koran itu, kalau di luar berita seperti kecurangan ataupun politik berada sudut bawah dan keilmuan jadi headline, tetapi di Indonesia soal keilmuan itu berada di pojok bawah," katanya.

Apalagi membahas politik yang jelas banyak hoaks. Tidak menjadi menarik bagi Timothy. "Kalau di kita Indonesia, kisruh dikit disorot berlarut-larut, banyak berita talknews atau opini, itu malahan disorot, siswa berprestasi, tentang penemuan tidak pernah jadi viral," kata Timothy.

Ia sangat menyanyangkan kondisi itu. Opini publik yang terbentuk dari isu yang tidak membangun sangat membahayakan.


Tidak Lulus SMPTN

Timothy, remaja Batam berprestasi.

Timothy juga tidak memungkiri, rasa malas juga sering menghantuinya. Tetapi dia terus memotivasi diri untuk menjadi orang sukses. "Pesan mama, harus rajin belajar," katanya.

Kesuksesan hanya bsa kita raih mulai dari kita sendiri. Ketika sukses diri itulah yang akan bangga. "Jadi sedikitpun malas jangan dibiasakan, kalau sudah malas yang didapat itu lebih sedikit daripada yang rajin," kata dia.

Saat ini, meskipun memiliki prestasi gemilang Timothy harus berjuang menyambung ke pendidikan lebih tinggi. Apalagi ditengah keterbatasan ekonomi yang dimiliki ibunya yang merupakan single parent sejak berpisah dengan sang ayah.

Saat ini Esther mencari beasiswa ke beberapa negara seperti Jepang, Singapura dan lainnya. Dalam waktu dekat Timothy akan ujian di Jepang untuk berebut beasiswa.

Beberapa waktu lalu dia juga sudah tes di Universitas Nasional Singapura. Ia salah satu siswa dari Indonesia yang diundang untuk mengikuti tes.

Uniknya, beberapa waktu lalu ketika mengikuti SMNPTN, Timothy malahan tidak lulus. Meskipun ia telah menyodorkan rapor yang dominan nilai seratus. Tidak hanya itu ia juga peraih juara umum beberapa kali di SMA tersebut.

Ibu Timothy menduga, karena SMA yang ditempati Timothy tidak negeri. Apalagi dengan nilai yang tidak masuk akal. "Mungkin mereka ini rekayasa, tapi saya terima saja, kami yakin Tuhan punya jalan yang lain," kata dia.  

Esther juga menyayangkan di Indonesia yang mendapat beasiswa lebih kepada siswa tidak mampu. Bukan lagi melihat yang berprestasi.

Kondisi ekonomi yang sulit sudah dilalui Esther, Timothy dan kakaknya sejak ditinggal ayah. Tetapi kondisi itu tidak membuatnya mundur. Ada saja jalan yang Tuhan berikan kepada orang-orang bersunguh seperti mereka. "Saya yakin itu, Tuhan pasti melihat kami," kata Timothy.

 

Biofile:

Nama: Timothy Joseph Hutagaol,

Tempat Tanggal Lahir: Batam, 5 April 2001.

Prestasi:

1. Peringkat 1 Umum dari Kelas 10 sampai kelas 12, Semester 1 dan 2  

2. Singapore Asian Schools Math Olympiad (SASMO) Grade 10, 2017 ( Silver Medal )

3. Peringkat 3 Invitational Ananda Cup Chess  2017

4. Singapore International Mathematics Olympiad Challenge (SIMOC) 2017, Honourable Mention

5. Singapore Asian Schools Math Olympiad (SASMO) Grade 11 2018 ( Bronze Medal )

6.  Peringkat 2 Invitational Ananda Cup Chess 2018

7. Cerdas Cermat Beregu Kartini High School Cup 2017 , Peringkat 3

8. International English Language Testing System (IELTS) Overall Band 7

9. SEMPOA SIP Academy International Friendship Mental Arithmetic Competition 23 November 2007, 1st Runner Up


(Yogi Eka Sahputra)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews