Batam - Petugas pemadam kebakaran berpakaian lengkap wara-wiri di lorong kamar Harris Hotel Batam Center, Selasa (9/4/2019) siang. Seorang pria tampak kelelahan dan sesak nafas. Beberapa penghuni kamar lainnya dievakuasi. Situasi darurat terjadi.

Petugas terlihat menyelamatkan pria yang sudah tak sadarkan diri tersebut karena menghirup banyak asap. Evakuasi cepat dilakukan petugas yang sudah dilengkapi dengan masker asap, helm dan fire extinguisher (tabung racun api).

Para karyawan hotel pun turut membantu petugas damkar mengendalikan situasi. Namun ini bukanlah kejadian sungguhan. Melainkan simulasi rutin yang dilakukan Harris Hotel melibatkan petugas Damkar Pemko Batam dan karyawan hotel.

Dalam simulasi tersebut, para karyawan juga diberikan wawasan bagaimana menghadapi situasi darurat kebakaran.

General Manager, Harris Hotel, Muhammad Jufri Sakka mengatakan, latihan simulasi ini rutin diadakan dua kali dalam setahun.

“Tujuannya adalah untuk merefresh kembali dengan tim kami, dan memastikan semua peralatan pemadam kebakaran serta yang lainnya dalam keadaan siap,” ujarnya.

Pelatihan ini menurutnya penting dilakukan. Pasalnya, pergantian karyawan tiap tahun selalu ada. Para karyawan baru harus dibiasakan dan diberi pengetahuan dalam mengatasi kejadian darurat kebakaran apabila terjadi di hotel dengan struktur bangunan bertingkat ini.

“Supaya yang baru tetap dapat trainingnya, yang lama juga tetap bisa merefresh. Karena kami sangat konsen terhadap keselamatan tamu-tamu kami,” ucapnya.

Jufri mengatakan kegiatan simulasi ini sudah diinformasikan kepada tamu-tamu hotel.

“Jadi kemarin kepada tamu-tamu yang sudah check ini sudah kami sampaikan, bahwa akan ada latihan hari ini. Jadi ini saya rasa akan membuat tamu akan lebih aman dan nyaman, karena hotel ini selalu siap,” katanya.

Di tempat yang sama, Kabid Pemadam dan Penanggulangan Bencana, Tongam Reigianto mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Harris Hotel.

“Dari simulasi ini, pihak manajemen Harris Hotel sudah melakukan SOP sesuai dengan standar yang diterapkan manajemennya,” ucap Tongam.

Pelatihan seperti ini sangat penting dilakukan, menurut Tongam. Hal ini sesuai dengan manajemen keselamatan gedung, sesuai dengan Perda tahun 2011 tentang bangunan gedung.

“Jadi selain gedung itu harus memiliki alat proteksi aktif. Mereka juga dibarengi dengan SDM yang handal untuk melaksanakan evakuasi,” kata Tongam lagi.

(ude)