Viral Anak Didorong dari Mobil, Ini Kata KPAI

 Viral Anak Didorong dari Mobil, Ini Kata KPAI

Video bocah SD diusir dari mobil viral. (Foto: screenshot)

Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti video seorang ibu yang mendorong anaknya yang berseragam sekolah dari mobil. Adegan itu tampak sangat tidak mendidik. Video viral itu pun banyak dikecam.

"Pertama tentu kami sayangkan kalau pelakunya itu orang tua, apapun motifnya apakah itu mendisplinkan anak ataukan persoalan dengan anak apalagi itu di wilayah publik. Itu bentuk perilaku orang tua yang tidak selayaknya dilakukan," kata Komisioner KPAI, Jasra Putra, Kamis (28/3/2019) dilansir dari detikom.

Ia mengatakan kejadian tersebut bisa saja membuat anak akan merasa trauma bila sedang bersama orang tua. Menurut Jasra, sebagai orang tua itu harusnya menjadi pendamping yang baik dan memahami keinginan anak, bukan malah sebaliknnya.

"Kalau perlakukan orang tua seperti itu akan ada jarak perasaan dengan orang tua, kekerasan fisik itu bisa diobati tapi kalau kekerasan psikis itu perasaan anak dilukai itu akan diingat sepanjang hidupnya. Makanya ini butuh pendampingan, harusnya orang tua mendampingi dengan baik, orang tua harus memahami betul anak dengan baik. Dengan demikian tidak muncul konflik, kalau sebaliknya ada pemaksaan dari orang tua dan tidak muncul dialog maka akhirnya ini anak perasaan akan terluka dan dia akan berfikir ulang untuk ikut kegiatan orang tua," ujar dia.

Komisioner KPAI lain, Retno Listiyarti, menjelaskan pentingnya pola asuh orang tua terhadap psikologis anak. Menurutnya, bila anak terbiasa dididik dengan cara kekerasan maka ketika remaja dan dewasa akan cenderung berperilaku pemberontak. Sebaliknya, bila anak terbiasa didik dengan pola asuh yang baik maka akan tumbuh dengan kepribadian yang baik.

"Pola asuh orang tua merupakan faktor penting yang sangat memengaruhi keadaan depresi pada anak dan remaja, baik itu menjadi faktor yang mencegah atau pun yang menyebabkan. Remaja yang terpapar oleh kekerasan dan diabaikan oleh orang tuanya cenderung berperilaku pemberontak, dan menunjukan gejala depresi serta keinginan untuk bunuh diri di kemudian hari," kata Retno

"Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang baik pun menunjukkan pengendalian diri dan perilaku sosial yang baik. Mereka dibesarkan tidak dengan kekerasan. Ketika anak-anak melanggar aturan, orang tuanya menerapkan disiplin yang adil dan konsisten. Orang tua yang demikian, karena bertindak sebagai panutan dengan menunjukkan pemahaman emosional dan kontrol diri yang baik, maka anak-anak juga menjadi belajar untuk mengatur emosi mereka sendiri dan belajar bagaimana untuk memahami orang lain," lanjutnya.

Selain itu, KPAI meminta publik untuk tidak menyebarluaskan video anak didorong dari mobil tersebut. Sebab. hal itu akan memberikan dampak negatif bagi anak-anak lain yang kebetulan menyaksikan video itu.

"Karena viralnya video tersebut akan berdampak negatif. Bukan hanya kepada korban dan pelaku, tetapi juga kepada anak-anak lain yang kemungkinan menyaksikan video tersebut. Yang pasti, video tersebut bisa menimbulkan stigma negatif terhadap orangtua perempuan maupun anaknya," kata Retno.

Polisi sebelumnya juga mengimbau segenap orang tua untuk tidak bertindak kasar pada anak. Apalagi sampai dilakukan di muka umum.

Sementara itu, Ibu yang terekam viral mendorong anaknya yang masih SD di media sosial memberikan klarifikasi. Ia mengaku khilaf dan minta maaf. Ibu itu juga menyebut peristiwa terjadi spontan karena tersulut emosi.

"Dari lubuk hati yang paling dalam saya memohon maaf, dan yang terjadi karena saya khilaf, emosi tanpa berniat menyakiti putri saya," ujar si ibu dalam rekaman video klarifikasinya, Kamis (28/3/2019) malam.

Ia menjelaskan peristiwa yang terjadi Selasa (26/3/2019), sekitar pukul 15.30 WIB di Jalan Bandung, Kota Malang itu terjadi spontan. Perselisihan tiba-tiba muncul dia dengan putrinya.

"Itu spontan, reflek, dan di luar kendali. Saya memperlakukan putri saya yang kurang elok dan pantas untuk dilihat, tanpa ada niatan sedikit pun untuk menyakiti putri saya tercinta. Saya akui saya emosi dan khilaf pada saat itu," tutur ibu tersebut.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews