Indonesia Harus Contoh Keberanian Malaysia Hadapi Singapura

Indonesia Harus Contoh Keberanian Malaysia Hadapi Singapura

Iskandar Zulkarnaen, pengamat politik internasional. (Foto: dok. pribadi).

Oleh: Iskandar Zulkarnain Nasution, Pengamat Politik Internasional

Pemerintah Indonesia harus mencontoh keberanian Malaysia menghadapi Singapura. Keberanian Malaysia merebut sumber-sumber ekonomi di wilayah perbatasan dengan Singapura adalah langkah menjaga kedaulatan negara mereka. 

Sedangkan sebagian wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Singapura, baik perbatasan udara dan laut masih dikuasai Singapura. Pemerintah Indonesia diminta bisa merebut itu seperti Malaysia. 

Indonesia harus seperti itu apalagi teknologi yang dimiliki oleh Indonesia mampu bersaing dengan Singapura. 

Saat ini Indonesia masih belum berani membuat langkah penting untuk menguasai sumber ekonomi di laut dan udara yang berbatasan dengan Singapura. 

Menurut Iskandar, keberanian tersebut belum muncul karena faktor lain. Hal itu terlihat dari belum dikelolanya sumber-sumber ekonomi di ruang udara dan laut yang berbatasan dengan Singapura.

Kalau sekarang pesawat kita melintas di sebelah utara Natuna, bayarnya ke Singapura

Kondisi tersebut sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.

Bayangkan saja pesawat tempur kita, terbang harus izin Singapura dulu, bagaimana kalau terjadi masalah nanti. 

Beberapa pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, bandara dan lainnya di Batam tidak pernah selesai akibat tekanan dari Singapura. 

Meskipun proyek tersebut sudah ada pemenang tendernya. Selalu gagal untuk dibangun dengan berbagai alasan yang terkesan aneh.

Infrastruktur Batam seperti di pelabuhan dan bandara saat ini masih kalah secara teknologi.

Sekarang kan pelabuhan dan bandara kita kalah di penyediaan teknologi aja.

Contohnya, pelabuhan Batuampar yang tidak kunjung selesai. Pelabuhan tersebut sudah dirancang sejak lama tetapi sampai saat ini belum terealisasi. Bahkan Pelindo I sudah siap bekerjasama. 

Tetapi berbagai alasan membuat pelabuhan tidak juga dibangun dengan sekelas milik Singapura. Kemarin katanya perizinan pusatlah.

Begitu juga dengan pengembangan bandara dan pelabuhan-pelabuhan lainnya. Lihat Malaysia, ketika mereka lagi krisis, Negara Jiran itu mencari pendapatan lain dari permintaan sharing keuntungan dalam mengelola alur laut dan udara yang berbatasan dengan Singapura.

Konflik perbatasan dijadikan Malaysia sebagai instrumen meminta sharing itu. 

Ya Malaysia kan sedang menurun ekonominya, lantas berpaling ke Singapura yang terkesan lebih makmur. Malaysia secara tersirat mengatakan ke Singapura, bagi dong masak untung sendiri, ya gitulah kasarnya.

Kalau sekarang, akibat dugaan adanya tekanan dalam mengembangkan pelabuhan dan bandara di Batam, pelabuhan dan bandara di Batam hanya begitu-gitu saja. 

Ya gitu aja sekelas pelabuhan rakyat, tidak berkembang, kalau berkembang menjadi pelabuhan modern dan mampu menerima mother vessel, berakibat buruk ke negara tetangga, Singapura makan apa ntar.

Jika kedaulatan tersebut bisa diambilalih lanjut Iskandar, itu bisa menjadi pendapatan baru untuk Indonesia. 

Sampai saat ini konflik Malaysia dan Singapura masih berlanjut. Kedua negara ini saling tuding terkait batas laut. 

(*)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews