Produsen iPhone Kirim Mesin Pabrik dari China ke Batam

Produsen iPhone Kirim Mesin Pabrik dari China ke Batam

Ilustrasi

Batam - Sat Nusapersada menyebut bahwa Pegatron akan mengirim mesin produksi yang ada di pabrik mereka di China ke Batam. Pegatron sendiri adalah salah satu produsen utama perakit iPhone di Taiwan. Mesin-mesin yang ditransfer dari China ini akan digunakan untuk memproduksi set top box yang akan diekspor ke Amerika Serikat (AS). 

"Equipment Pegatron di transfer ke Satnusa [...] Semua equipment dari Sucho China," tulis Direktur Operasional Satnusa, Bidin Yusuf, saat dihubungi CNNIndonesia lewat pesan singkat, Kamis (6/12). 

Sebelumnya diberitakan bahwa Pegatron akan melakukan transfer peralatan produksi dari pabriknya di China ke Satnusa di Batam. Hal ini dilakukan agar produksi bisa dilakukan secepatnya di Indonesia.

Demi produksi secepatnya ini juga Pegatron juga memilih untuk menyewa pabrik saja ketimbang membuat pabrik baru, seperti disebutkan dua sumber yang dikonfirmasi Nikkei Asian Review. Disebutkan juga bahwa Pegatron akan menyewa pabrik Satnusa dan meyerap 8 hingga 10 ribu pekerja. 

Sebelumnya, diberitakan bahwa salah satu pabrik perakit iPhone terbesar di Taiwan, Pegatron, memilih Indonesia untuk diversifikasi pabriknya dari China. Langkah ini dilakukan untuk menyiasati tingginya tarif ekspor ke Amerika Serikat dari di China akibat perang dagang. 

Dibanding dengan kompetitor pemanufaktur elektronik lain di Taiwan, seperti Foxconn Technology Group, Wistron, Inventec, dan Compal Electronics, Pegatron termasih salah satu pabrik yang enggan untuk menginvestasikan kemampuan kapasitas produksinya di luar China. 

Namun, perang dagang AS dan China membuat tarif ekspor produk ke AS dari China sangat tinggi. Sehingga memaksa pabrikan ini untuk mulai melakukan produksi di luar China.

Pada November, Chief Financial Officer Pegatron Charles Lin menyampaikan kepada investor kalau pihaknya akan menyebar pabriknya ke tiga negara di Asia Tenggara. 

Namun, Chairman Pegatron, Tung Tzu-hsien mengatakan China akan tetap menjadi pabrik utama mereka. Sebab, negara-negara di Asia Tenggara ini belum ada yang bisa menyediakan rantai distribusi selengkap China. Negara-negara ini juga dianggap tak sanggup menyediakan 200 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan Pegatron tiap tahunnya, terutama saat musim pesanan tinggi. 

(pkd)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews