Inflasi Kembali Intai Kepri November Ini

Inflasi Kembali Intai Kepri November Ini

Ilustrasi.

Batam - Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepulauan Riau (Kepri) pada November 2018 diperkirakan akan mengalami inflasi. Hal ini berdasarkan pencermatan yang dilakukan oleh Tim Pengendali Imflasi Daerah (TPID) Kepri terhadap perkembangan inflasi terkini. 

Wakil Ketua TPID Kepri, Gusti Raizal Eka Putra menyampaikan bahwa beberapa risiko pedorong inflasi di Kepri, antara lain, curah hujan dan gelombang memicu kelangkaan pasokan ikan segar, menghambat jalur distribusi bahan makanan serta berdampak pada produksi sayuran. 

“Potensi kenaikan harga cabai merah karena penurunan pasokan seiring berakhirnya masa panen, berdasarkan pola historis inflasi komoditas menunjukkan tren meningkat sejak September hingga akhir tahun, serta mulai meningkatnya harga cabai merah di salah satu sentra pemasok Kepri yaitu Sumatera Barat,” ujar Gusti, Kamis (8/11/2018). 

Pemicu lainnya yakni wacana kenaikan tarif batas bawah angkutan udara oleh Pemerintah, serta potensi kenaikan tarif angkutan udara menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru yang dapat memicu inflasi angkutan udara.

“Dan peningkatan ekspektasi inflasi pedagang dan konsumen menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru, terakhir nilai tukar rupiah yang tertekan karena kondisi eksternal berpotensi memicu imported inflation,” katanya. 

Untuk itu dalam pengendalian inflasi November difokuskan pada mitigasi risiko inflasi, terutama menjelang akhir tahun. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh TPID Kepri, yaitu mengintensifkan Kerjasama Antar Daerah yang telah disepakati untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pasokan bahan makanan menjelang akhir tahun.

“Menjaga kelancaran arus bongkar muat dan distribusi angkutan barang komoditas pangan ke Kepri, potensi tekanan inflasi pada komoditas bahan makanan seperti cabai merah dan ikan segar pada akhir tahun perlu mendapat perhatian,” sebutnya.

Kemudian perlu dibangun Pasar Induk beserta gudang yang dilengkapi dengan cold storage untuk memitigasi kelangkaan pasokan ikan segar saat periode angin utara.

Dan mengintensifkan peran TPID atau pasar penyeimbang untuk menahan laju inflasi untuk komoditas cabai dan sayuran dengan mengutamakan pasokan dari kelompok tani lokal atau mendatangkan dari daerah lain jika pasokan lokal tidak tersedia.

“Serta mengomunikasikan kepada masyarakat untuk mengendalikan konsumsi komoditas ikan segar pada periode angin musim utara,” kata dia.

(ret) 
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews