Re-sosialisasi Imunisasi MR Harus Libatkan Pemuka Agama

Re-sosialisasi Imunisasi MR Harus Libatkan Pemuka Agama

Seorang guru menyampaikan pandangannya dalam acara advokasi dan resosialisasi Imunisasi MR di Biz Hotel Batam. (Foto: Yogi/batamnews)

Batam - Peran pemuka agama sangat diharapkan dalam proses resosialisasi program imunisasi campak dan rubella (MR). Hal ini diperlikan mengingat rendahnya capaian target imunisasi ini, khususnya di Kepulauan Riau.

Keinginan adanya peran pemuka agama itu muncul dalam diskusi acara advokasi dan resosialisasi Imunisasi MR di Biz Hotel Batam, Kamis (27/9/2018).

Irma Suryani, seorang pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Batam memandang sosialisasi imunisasi MR ini sangat penting. Namun dirinya tidak melihat ada campur tangan dari Kantor Kementerian Agama Kota Batam dalam sosialisasi itu.

"Di Kemenag itu ada yang mengatasi masalah penyuluhan ini, kalau ustaz (penyuluh) ikut terlibat menurut semua akan selesai," katanya.

Dia mengakui, persoalan halal haram imunisasi MR ini memang menjadi polemik di tengah masyarakat. Padahal, sesuatu hal yang dinilai haram pun juga banyak terjadi dan dilakukan.

"Contohnya merokok ataupun kredit di bank," ujarnya.

Sementara, Pengurus Wilayah I Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS)  Tri mengatakan memang kebanyakan penolakan terjadi karena tidak adanya sertifikat halal. 

"Karena belum ada sertifikat halal tersebut banyak yang menentang di lapangan," katanya. 

Memang sosialisasi yang dilakukan kecamatan maupun kelurahan sudah gencar melakukan sosialisasi namun kurang melibatkan tokoh agama. "Mungkin terlupa tidak melibatkan kalangan tokoh agama adalah kelemahan kita, sehingga ke depan bisa diperbaiki," katanya. 

Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Batam, Yendri Sarman berpendapat penolakan imunisasi MR di tengah masyarakat terjadi karena memang kurang sosialisasi.

"Artinya perlu sosialisasi lagi agar pemahaman terhadap imunisasi MR semakin tinggi," ujarnya.

Hal yang sama disampaikan perwakilan Puskesmas Sekupang, Rusli. Menurut dia, di Sekupang banyak sekolah yang menolak imunisasi ini.

"Sosialisasikan lagi, terutama ke sekolah-sekolah yang menolak imunisasi MR," kata Rusli.

Mendasarkan pengalaman di lapangan, Rusli menyebut kehalalan vaksin memang menjadi persoalan. "Akhirnya banyak anak yang bolos ataupun beralasan sakit," imbuh dia.

(tan)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews