Asal Nama Sei Jodoh

Asal Nama Sei Jodoh

Kawasan Sei Jodoh (Google)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam, - Sei Jodoh adalah salah satu nama kawasan pertokoan di Kota Batam. Tempatnya cukup ramai, karena banyak hotel dan rumah makan di sekitarnya.

Sei Jodoh, nama yang unik. Mengapa tempat ini di beri nama Sei Jodoh?

Konon kabarnya, begini ceritanya.

1. Tempat Bertemu Jodohnya Perantau

Para muda-mudi dari berbagai daerah di Indonesia yang ikut orang tua, atau sengaja mengadu nasib mencari kerja di pulau Batam, tapi masih single. Untuk mendapatkan pasangan mereka akan dirasakan lebih mudah kalau berkunjung ke pasar itu.

Itulah sebabnya pasar yang kini cukup ramai termasuk ada terminal kendaraan umumnya itu populer dengan nama “Jodoh”, selengkapnya disebut  “Sei Jodoh”. Itulah sebabnya tersedia kursi-kursi cukup panjang terbuat dari beton ditempatkan disemacam taman ditengah komplek pertokoan.

Sepertinya enak untuk bersantai di malam hari bila cuaca cerah. Cocok menjadi tempat pertemuan muda mudi mencari jodoh, berkenalan sambil duduk-duduk atau jalan-jalan sekitar komplek pertokoan dan perbelanjaan yang tidak sepi dari tempat makan dan minuman, mulai dari warung tenda sampai restaurant yang cukup nyaman.

2. Tempat Bertemunya Mah Bongsu dengan Ular Tampan

Pada suatu masa di pedalaman pulau Batam, ada sebuah desa yang didiami seorang gadis yatim piatu bernama Mah Bongsu. Ia menjadi pembantu rumah tangga dari seorang majikan bernama Mak Piah.

Pada suatu hari, Mah Bongsu mencuci pakaian majikannya di sebuah sungai. Mah Bongsu bertemu dengan ular besar di  sungai itu.

Ternyata ular itu tidak ganas, ia berenang ke sana ke mari sambil menunjukkan luka di punggungnya. Mah Bongsu memberanikan diri mengambil ular yang kesakitan itu dan membawanya pulang ke rumah.

Ular itu ternyata mendatangkan banyak berkah bagi Mah Bongsu. Bahkan, ketika ular itu sembuh dan dikembalikan ke sungai, ia berubah menjadi pria tampan.

Konon, sungai pertemuan Mah Bongsu dengan ular sakti yang berubah wujud menjadi pemuda tampan itu dipercaya sebagai tempat jodoh. Sehingga sungai itu disebut “Sungai Jodoh”.

3. Tempat Bertanding

Semasa pemerintahanan Raja Muhammad Yusuf yang berpusat di Kampung Melayu Jodoh pada tahun 1858 (YDMR X), tempat ini belum dinamai Jodoh.

Konon, Sei Jodoh merupakan tempat pertarungan antara Panglima Ladi bernama Awang Sandang dengan pelaut-pelaut orang Bugis pada waktu itu. Kebiasaan mereka melakukan pertarungan di tanah datar Kampung tersebut setelah mendapat persetujuan raja, lalu mereka akan dijodohkan dengan tanding kebolehan beladiri di tempat terbuka dan dapat disaksikan oleh masyarakat ramai.

Pada suatu hari, Panglima Awang bertemu dengan Panglima Sampit dari Sulawesi sebagai jodoh tandingnya yang sepadan. Sama-sama kuat, tak ada yang menang atau kalah, lalu mereka bersahabat.

Namun Panglima Awang kecewa karena Panglima Sampit meminang kekasihnya, Putri Mayang. Pinangan tersebut diterima oleh Raja.

Panglima Awang pun meminta raja untuk memberi kesempatan bertarung lagi dengan Panglima Sampit. Namun perjodohan antara Panglima Sampit dengan Putri Mayang tetap lanjut.

(deb)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews