Tarif Listrik Batam Mencekik

Saya Janda Anak Tiga, Terpaksa Tunggak Bayar SPP Anak untuk Bayar Listrik

Saya Janda Anak Tiga, Terpaksa Tunggak Bayar SPP Anak untuk Bayar Listrik

Kantor bright PLN Batam di Jalan Engku Putri Batam Centre (Foto: Istimewa)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Seorang ibu rumah tangga di Batam, Kepulauan Riau, tak sanggup membayar SPP anaknya yang masih SD dan SMP. Hal itu disebabkan ia setiap bulan harus melunasi tagihan listrik yang menggila.

"Biasanya bayar Rp 600 ribu saya ikhlas, sekarang Rp 1 jutaan, saya terkejut membayarnya, listrik saya 10 ampere," ujar Anny Rotariana Sinaga, warga Batam, yang mengaku seorang pelanggan bright PLN Batam.

Menurut Anny, kenaikan tarif PLN Batam ini benar-benar menyengsarakan. Terutama dirinya. Apalagi dia saat berstatus sebagai single parent dengan tiga anak.

Anny terpaksa banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

"Saya seorang janda anak tiga, anak saya sekolah semua, saya jadi pembantu di rumah orang," ujar Anny dengan getir.

Bright PLN Batam menaikkan tarif listrik 45 persen setelah disepakati beramai-ramai oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kepri mulai dari Gubernur Kepri hingga Wali Kota Batam dan DPRD.

“Saya terpaksa bayar listrik, kalau telat langsung putus," ucapnya. Ia mengatakan, hingga saat ini anaknya yang belajar di SMK Negeri 4 Batam, tak mampu bayar SPP. Begitu juga dengan anaknya di SD.

“Sampai anak saya yang si SMKN 04 bulan ini belum bayar uang komite SPP-nya dan uang pemantapan anak saya yang kelas 6 Bayar listirk memang harus tapi susu anak saya yang 4 tahun kan juga harus,” ujarnya.

Anny pun berharap keluhannya itu sampai ke telinga para petinggi negeri yang telah menyetujui kenaikan tarif listrik tersebut hingga hampir 50 persen.

“Tolong pemerintah mengerti dan mendengarkan jeritan saya sebagai janda, agar listrik jangan naik dulu. Saya bukan gak mau menikah lagi tapi gak segampang itu menikah hanya karena materi,” ujarnya.

(adi)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews