Presiden Datang Lagi, Bupati Natuna Desak Terminal Bandara Ranai Beroperasi

Presiden Datang Lagi, Bupati Natuna Desak Terminal Bandara Ranai Beroperasi

Sekretaris Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Natuna, M Amin. (foto: fox/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna -Diresmikan sebulan lalu oleh Presiden Joko Widodo, namun Enclave Sipil Ranai tak kunjung beroperasi.

Sekretaris Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Natuna, M. Amin mengatakan akan ada pengadaan peralatan di terminal bandara. Selain itu nantinya juga dilakukan pelebaran runway

Ia memprediksi operasional enclave sipil bisa segera direalisasikan sebelum akhir tahun ini.

"Beberapa alat-alat seperti X-ray dan lainnya akan ditempatkan, itu standarnya 3 unit X-ray. Pada intinya ya kesiapan dari pihak Kemenhub. Karena mereka yang akan mengelolanya. Aset ini kan sudah diserahterimakan pemkab ke kemenhub. Mereka akan bikin unit sendiri," terang Amin.

Sementara itu, ukuran runway kini juga akan disesuaikan karena beberapa pesawat berbadan lebar diperkirakan akan menggunakannya

"Runway bandara ini mau dilebarin. Juga dari 30 ke 45 meter. Pengerjaannya bertahap. Panjang runway nya juga akan ditambah di kedua sisi ujungnya," kata Amin, Rabu (2/11/2016).

"Bahaya kalau lebar runwaynya pendek, saat pesawat lebar masuk, mesin di sayap udah sampai di atas rumput, takutnya, kalau habis potong rumput bisa kesedot rumput kecil-kecil itu ke dalam mesin dan berdampak bagi pesawat," kata Amin.

Bupati Natuna, Hamid Rizal mengatakan sudah mengirimkan surat kepada Kemenhub terkait permintaan agar operasional terminal Bandara Ranai ini bisa segera dioperasikan.

"Saya sudah kirim surat, meminta agar segera untuk dioperasikan. Presiden kan rencananya mau ke sini lagi bulan ini menghadiri latihan gabungan TNI. Jadi jangan sampai lah terminal ini nggak beroperasi," kata Hamid.

Soal tarif pesawat Hamid meyakini dengan dikelola oleh Kemenhub, akan ada perubahan menjadi lebih ekonomis. Pasalnya tarif operasional maskapai yang ada akan sesuai standar penerbangan sipil seperti layaknya bandara-bandara sipil lainnya di Indonesia.

"Itu kan (apron) bisa parkir sampai tiga pesawat. Garuda kan rencananya mau masuk juga. Selama ini mungkin biaya cas parkir pesawatnya mahal nggak sesuai standar penerbangan sipil, jadi harga tiket terpengaruh," analisa Hamid.

[Fox]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews