Jadi Sorotan Nasional, Listrik di Ibukota Natuna Masih Byarpet

 Jadi Sorotan Nasional, Listrik di Ibukota Natuna Masih Byarpet

Manajer PLN Rayon Ranai, Hasdedi saat hearing lintas komisi di DPRD Natuna terkait kondisi terkini kelistrikan di wilayah pelayanan mereka. (Foto: Fox/Batamnews)


BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Masalah pemadaman listrik di di Ranai, ibukota Kabupaten Natuna belum juga terselesaikan. Kondisi tersebut tidak sejalan dengan wilayah Natuna yang kini jadi sorotan nasional. DPRD Natuna pun memanggil PLN Rayon Ranai dalam hearing lintas komisi, Senin (31/10/2016).

Hearing terkait intensitas pemadaman listrik yang mulai sering dialami saat musim angin kencang dan penghujan. PLN yang diwakili langsung oleh Manajer Rayon Ranai, Hasdedi menjelaskan jika beberapa kali terjadi kelebihan beban akibat listrik menyentuh dahan pohon dan merusak peralatan mereka.

"Terakhir ada masalah pada relay. Jaringan kadang kelebihan beban akibat pelepah pohon yang menyentuh kabel, jadi karena hujan listrik mengalir ke tanah," kata Hasdedi.

PLN, diakuinya, selama ini memang berhadapan dengan kondisi topografi di Natuna yang terdapat banyak pohon kelapa. Tidak jarang pelepah kelapa terbang ke jaringan jika terjadi cuaca dan angin kencang. Pihaknya pun kerap berhadapan dengan pemilik tanaman kelapa dalam melakukan perapian dahan.

Kebetulan saat ini sedang musim penghujan. Bahkan arus balik pun menjadi kendala yang mengancam perangkat mereka.

Namun demikian, dalam hearing, banyak hal yang disampaikan para legislator di gedung dewan Natuna kepada PLN. Mereka meminta PLN untuk mencari solusi. Mulai dari memaksimalkan call centre, pembenahan jaringan, dan skala pemadaman yang terjadwal jika terjadi kerusakan, hingga koordinasi informasi terkait pelayanan dengan masyarakat.

Anggota Komisi III DPRD Natuna, Wan Syofyan mengatakan PLN perlu menata lagi komunikasi dengan warga dalam pelayanan. "Call centre, atau operatornya kadang kalau ditelpon tidak ada yang tepat janji. Kedepan ini dibenahi," sebut Wan Syofyan.

Masalah terkait lambatnya proses pengiriman sparepart pada mesin pembangkin jika terjadi kerusakan juga disoroti anggota Komisi I, Baharudin. "Kalau rusak kadang onderdil mesinnya ini mesannya lama, ini harus dicarikan solusinya," kata Baharudin.

Anggota Komisi II Hendri FN, juga menegaskan penambahan mesin baru yang digadang-gadangkan untuk pulau terluar bisa dimaksimalkan dengan baik. Apalagi saat ini Kecamatan Pulau Tiga, Subi dan Pulau Laut sudah dialiri listrik oleh PLN.

Terkait pembenahan jaringan ini, PLN nampaknya masih mengeluh terkait anggaran yang mereka usulkan untuk meningkatkan kapabilitas jaringan. Ini juga menjadi masalah klasik.

"Kami seperti diketahui hanya pelaksana, jangkauan jaringan kami juga cukup jauh. Kini kita ada 3 penyulang (feeder) membagi arus di kawasan pulau bunguran," timpal Hasdedi.

Dikatakan Dedi, pihak PLN sudah sering mengusulkan anggaran untuk optimalisasi jaringan ke PLN Wilayah. Namun belum terealisasi.

[Fox]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews