Imigran Gelap, PR Baru Bagi Pemerintah Kota Batam

 Imigran Gelap, PR Baru Bagi Pemerintah Kota Batam

Tenda-tenda darurat yang didirikan para imigran di Taman Aspirasi Batam Centre. (foto: isk/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID - Jumlah Imigran asal Timur Tengah yang berasal dari beberapa negara seperti Sudan, Pakistan, Afganistan, Somalia dan Suriah terus bertambah di Batam. Menurut data dari UNHCR, jumlah Imigran di Batam saat ini berjumlah 400 orang lebih. Mereka terbagi di tiga tempat, pertama di Taman Aspirasi Batam Centre, Hotel Kolekta, Nagoya dan Rudenim Sekupang.

Penyebab bertambahnya jumlah Imigran ini ada beberapa faktor, seperti faktor kenyamanan dan faktor komunikasi yang lancar antar imigran. Mereka meninggalkan negara asalnya karena menghindari konflik yang berkepanjangan.

Senior Protection Officer UNHCR untuk wilayah Indonesia, Jeffrey Savage saat berkunjung ke Batam mengatakan, Imigran asal Timur Tengah yang berada di Batam ini perpindahan Imigran yang berada di Jakarta. "Sebagian dari mereka disini (Batam) berasal dari Jakarta. Dari negara asalnya mereka menuju Jakarta," kata Jeffrey.

Untuk membantu permasalahan Imigran di Batam, UNHCR meminta bantuan pemeritah daerah. Kata Jeff, UNHCR tetap patuh pada kebijakan pemerintah setempat. "Yang kami (UNHCR) minta hanya satu hal, tidak memulangkan Imigran ini secara paksa ke negara asalnya," kata Jeff.

Dari data UNHCR Indonesia, Imigran di Indonesia sebanyak 13.700 ribu. Menurut Jeffrey, jumlah Imigran di Indonesia terbilang sangat sedikit dibanding negara lain. "Di Indonesia terbilang paling sedikit, hanya 13.700 ribu. Di Thailand 100 ribu, Malaysia 100 ribu, Bangladesh 300 ribu dan di Pakistan 1 juta orang," kata Jeffrey menjelaskan.

Kendati jumlah Imigran di Indonesia dan di Batam terbilang masih sedikit dari jumlah dari negara lain. Tapi, hal ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) baru untuk Pemerintah Kota (Pemko) Batam dan DPRD Kota Batam.

PR baru yang dimaksud seperti pemandangan yang terlihat ditengah pusat pemerintahan Kota Batam. Sejak dua tahun terakhir Taman Aspirasi, Batam Centre tempat berteduh sementara Imigran ini tidak pernah kosong.

Menurut data dari Imigrasi Kelas I Batam, jumlah Imigran yang berada di Taman Aspirasi saat ini berjumlah 103 orang. Mereka terdiri dari beberapa keluarga dan anak-anak berusia balita. Sebelum ditempatkan di Hotel Kolekta, mereka bisa tinggal dua hingga tiga bulan di Taman Aspirasi.

Pohon yang kelilingi terpal dijadikan tempat berteduh sementara dari hujan dan panasnya terik matahari. Menanggapi hal ini, Imigrasi Batam dalam waktu dekat bersama Kodim 0316, Polresta Barelang dan IOM berencana memindahkan sebagian Imigran di Batam ke Rudenim Tanjungpinang.

"Yang di Taman Aspirasi akan segera dipindahkan ke Kolekta, dan yang berada di Kolekta akan segera dikirim ke Tanjungpinang, dengan bantuan Kodim, Polresta dan IOM," kata Teguh Prayitno, Kepala Kantor Imigasi Kelas I Batam baru-baru ini.

Namun, hal tersebut tidak menjadi solusi sementara. Sebab, setelah Taman Aspirasi kosong, satu atau dua hari ke depan akan ada lagi Imigran baru yang datang. "Faktor kenyamanan dan komunikasi yang membuat jumlah mereka terus bertambah," kata Teguh.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu terjadi kasus Imigran ini menjadi gigolo di Batam. Hal ini disebabkan interaksi sosial dan pantauan yang kurang terhadap mereka. Bukan tidak mungkin hal sama bisa terulang kembali, karena menunggu ditempatkan di negara ke tiga, butuh waktu yang sangat lama.

Untuk bisa ditempatkan di negara ke tiga, para Imigran ini harus melewati serangkaian proses yang panjang. Jeffrey mengatakan, sebelum ditempatkan di negara ketiga pihak ini harus melewati seleksi wawancara. Tapi, mereka menunggu waktu cukup panjang.

(isk)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews