Kerusuhan Berdarah Meranti

Keluarga Tak Percaya Isrusli Tewas Terkena Lemparan Batu

Keluarga Tak Percaya Isrusli Tewas Terkena Lemparan Batu

Korban kerusuhan berdarah di Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau (Foto: Ist)

BATAMNEWS.CO.ID, Selatpanjang - Kerusuhan di Mapolres Meranti antara warga dengan polisi berujung tewasnya Isrusli. Pria yang berprofesi sebagai nelayan itu terkapar seketika di depan gerban Mapolres pada Kamis 25 Agustus 2016 lalu.

Diduga sebutir peluru bersarang di kepalanya. Darah pun langsung banjir di sekitar lokasi tersebut.

Namun pihak kepolisian mengatakan Isrusli terkena lemparan batu. Saat ini tiga orang anggota Polres Meranti sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Pada saat kejadian ratusan warga menuntut atas kematian pelaku penikaman, Apriadi Pratama. Apri menusuk anggota Polres Meranti Brigadir Adil S Tambunan.

Ia kemudian ditangkap dan ditembak di bagian kaki. Setelah itu diduga honorer Dispenda Meranti, Riau, itu disiksa hingga tewas.

Pihak keluarga menyatakan, tangan, leher Apri patah. Sedangkan kepalanya mengalami luka berat. Sekujur tubuhnya juga begitu.

Rudi meyakini kematian ayah tiga anak itu bukanlah disebabkan batu sesuai alasan yang disampaikan AKBP Asep Iskandar, penjabat Kapolres saat itu.
 
"Kami yakin itu terkena tembakan. Apa mereka pikir masyarakat bodoh. Bagaimana mungkin lemparan batu bisa langsung tewas dengan luka begitu. Sangat tidak masuk akal, apalagi keluarga melihat bekas lukanya seperti menembus ke belakang kepala," ujar dia.
 
Untuk itu pihak keluarga meminta Polri serius dan tidak tendensius dalam menyelidiki kasus tersebut. 

Menurutnya, saat ini pihak keluarga dan masyarakat Meranti pada umumnya menunggu ketegasan sesuai komitmen Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kapolda Riau Brigjen Supriyanto.
 
"Tolong sampaikan hasil visum dokter itu sesuai fakta. Saat ini keluarga dan masyarakat diam karena kami percayakan pada Polri. Tapi pecayalah, diam ini seperti api dalam sekam," kata Rudi. 
 
Isrusli yang menjadi tulang punggung bagi keluarganya ini sehari-hari berprofesi sebagai nelayan dan menjual ikan di pasar Selatpanjang. Almarhum meninggalkan 3 anak yang masih kecil dan 1 orang istri. 

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews