BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Penangkapan tersangka tindak pidana terorisme, Gigih Rahmat Dewa (GRD) oleh Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri terungkap. Gigih ditangkap juga berdasarkan aktivitas di jejaring sosial facebook.

“Gigih ini ditangkap cuma berdasarkan dari facebook saja dan tidak. Ada yang lain tapi hanya membantu buat transit orang yang berjuang menegakkan keislaman," ujar Intan Hapsari (40) menceritakan kepada batamnews.co.id usai membesuk Gigih di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok belum lama ini.

Intan menekankan, alasan Gigih membantu hanya buat transit orang yang berjuang menegakkan keislaman, namun bukan menjadi radikal ataupun teroris.

Terkait sering ke Singapura, Intan mengatakan bahwa kepergian adiknya sekedar berlibur dan lokasi yang dipilihnya yang dekat juga seperti Malaysia.

"Iya dia sering jalan jalan dan kebetulan dekat apalagi punya paspor, kapan lagi mau libur dan paling cuma hari minggu bersama istri dan anak," lanjut Intan.

Intan menuturkan, saat ini kondis Gigih mengalami trauma, dan yang berat ia hadapi adalah kerinduannya terhadap istri dan anaknya.

"Kangen sekali Gigih sama istri dan anaknya," ujarnya. Gigih dituding terlibat jaringan terorisme. 

Ia juga diduga menerima dana dari Bahrun Naim, warga negara Indonesia yang berangkat ke Suriah dan bergabung bersama ISIS.

Selain itu ia juga diketahui menampung warga beretnis Uighur China di Batam dan memberangkat Dwi Djoko Wiwoho, mantan pejabat BP Batam pergi ke Suriah.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol. Boy Rafli Amar juga menyebutkan, ada percakapan antara Bahrun Naim dengan Gigih melalui fitur chat Facebook.

[jim]