Kerusakan Lingkungan di Hari Bumi

Bukit Habis Dipotong, Laut Direklamasi, Abi: Kalau Mau Tutup ya Silahkan

Bukit Habis Dipotong, Laut Direklamasi, Abi: Kalau Mau Tutup ya Silahkan

Aktivitas pemotongan bukit di Bengkong, Batam. Tampak kerusakan lingkungan yang cukup parah. (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Pemotongan bukit dan reklamasi di Bengkong Laut masih terus berlangsung hingga kini. Aktivitas pemotongan bukit dan penimbunan laut itu tampak sudah merusak lingkungan di sekitar.

Sebuah bukit di Tanjung Buntung, Bengkong Laut, bahkan tampak rata dan meninggalkan bekas-bekas pemotongan bukit. Bukit yang dahulunya berupa hutan kini menjadi tebing-tebing curam dan lapangan tanah, akibat dikikis dan dikeruk.

Diduga proses pengerukan dan pemotongan bukit tersebut tanpa adanya izin dan tanpa membayar pajak galian C. Padahal dalam aturannya, setiap pemotongan bukit, per kubiknya wajib membayarkan pajak galian C.

Aktivitas pengrusakan lingkungan di Batam belakangan menjadi sorotan. Wali Kota Batam Rudi telah membentuk Tim 9 yang diketuai Sekda Agussahiman untuk mengevaluasi kegiatan pemotongan bukit dan reklamasi di Batam yang sudah sangat masif dan tak beraturan.

Pengusaha reklamasi dan galian C, Hartono alias Abi, saat dimintai konfirmasi mengenai kerusakan lingkungan dan aktivitas pemotongan bukit dan reklamasi di Bengkong, enggan berkomentar panjang lebar.

Saat ditemui di restoran seafood miliknya di Bengkong Sadai, Abi tampak santai. Menurut Abi, aktivitas pemotongan bukit dan reklamasi sudah berlangsung bertahun-tahun lalu.

 

Hartono alias Abi (Foto: esont.wordpress.com)

 

"Reklamsi ini udah ada sejak lama di Batam, kenapa baru sekarang diributkan. Udahlah ngga usah ditulis, saya ngga mau komentar," ujar Abi, saat ditemui di Restoran 933 miliknya di Golden Prawn, Kamis (21/4/2016) siang.

Namun Abi tak mau menyebutkan apakah dia sudah mengantongi izin amdal, dan perizinan lainnya sebelum melakukan pemotongan bukit dan reklamasi.

Tak heran hingga kini, aktivitas reklamasi di kawasan Golden Prawn sudah bermil-mil menjorok ke laut. Di bekas reklamasi itu berdiri properti-properti perumahan.

Aktivitas reklamasi juga nyaris menghambat alur melaut para nelayan di Bengkong Sadai. 

Nelayan hanya mengikuti arus sungai kecil di Bengkong Sadai yang kini sudah dipenuhi puluhan ton sampah yang menumpuk. Alur nelayan melaut ini juga diapit wahana permainan air water boom Bengkong Sadai milik Abob, pengusaha Batam.

Abi mengatakan, saat ini terserah pemerintah mau membuat kebijakan seperti apa. "Kalau mau tutup, ya silahkan. Tapi, pemerintah harus bijak," kata Abi yang juga pemilik Hotel Golden View Bengkong, Batam, itu.

Lokasi pengerukan material saat ini kondisinya sudah masif, pengerjaan pengerukan sudah sangat mengganggu warga sekitar lokasi. 

Banyak sekali yang dikeluhkan warga terhadap pengerjaan pemotongan bukit tersebut, seperti debu, rumah retak dan bahkan jalan berlobang.

 

[is]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews