Mengenal Dapur Arang Tradisional Pulau Galang dan Perjuangannya Melawan Waktu

Mengenal Dapur Arang Tradisional Pulau Galang dan Perjuangannya Melawan Waktu

Salah satu dapur arang yang ada di Pulau Galang, Batam. (Foto: Asrul/Batamnews)

Batam, Batamnews - Di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, jejak sejarah masih terasa melalui dapur arang yang dulunya banyak ditemukan di sepanjang pesisir pantai. 

Dapur arang ini, yang menyerupai rumah Teletubbies, merupakan saksi bisu proses pembuatan arang yang memakan waktu hingga hampir satu bulan, sebuah tradisi yang hampir punah seiring regulasi pemerintah.

Masyarakat setempat, seperti Amir, menyampaikan bahwa pembuatan arang tradisional adalah proses panjang yang membutuhkan kesabaran dan keahlian khusus. 

Baca juga: KNPI Lingga Bagikan Minuman Kaleng Untuk Warga Dusun Dapur Arang

"Dibutuhkan sekitar 25 hari untuk membuat arang. Dari satu bulatan proses pembakaran, kita bisa mendapatkan 3 hingga 5 ton arang," kata Amir.

Amir mengungkapkan bahwa hasil produksi arang masih diminati, meskipun jumlahnya tidak sebesar dahulu. "Ada yang menghasilkan 300 hingga 400 kilogram arang, dan banyak orang dari Batam yang datang ke sini untuk membelinya," tambahnya.

Ariyanto, warga lainnya, menuturkan bahwa larangan pemerintah terhadap penebangan kayu bakau untuk pembuatan arang telah menghentikan kegiatan tradisional ini. 

"Sekarang, dapur arang sudah jarang ditemukan. Pemerintah melarang penebangan kayu bakau, jadi kebanyakan dari kita sudah tidak membuat arang lagi," ujarnya.

Baca juga: Sulitnya Lapangan Kerja, Sejumlah Warga Lingga Gantungkan Hidup di Dapur Arang

Namun, meskipun kegiatan pembuatan arang telah berkurang, masyarakat setempat tetap memanfaatkan sisa-sisa dapur arang untuk kebutuhan sehari-hari. 

"Masyarakat menggunakan kayu biasa dari hutan untuk membuat arang, walaupun tidak sebanyak seperti dulu," kata Ariyanto.

Arang yang dihasilkan kini banyak dibeli oleh pedagang sate di kota Batam sebagai bahan bakar memasak sate. Ini menunjukkan bahwa, meskipun praktik pembuatan arang telah berubah, masih ada nilai ekonomi dan historis yang melekat pada dapur arang di Pulau Galang.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews