Mengenal Tradisi Syariful Anam di Karimun, Warisan Budaya yang Mengharap Berkah

Mengenal Tradisi Syariful Anam di Karimun, Warisan Budaya yang Mengharap Berkah

Bupati Karimun, Aunur Rafiq mencukur rambut anak dalam kegiatan Syariful Anam. (Foto: dok.Disbud Kepri)

Karimun, Batamnews - Kabupaten Karimun di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), yang terkenal sebagai Bumi Berazam, kembali menegaskan identitas budayanya yang kental dengan Islam melalui tradisi Syariful Anam. 

Tradisi yang kaya akan nilai-nilai Melayu ini resmi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia sejak tahun 2018.

Syariful Anam adalah ritual yang telah berlangsung turun-temurun selama puluhan tahun, bertujuan untuk mendapatkan keberkahan, khususnya bagi anak-anak yang menjalani prosesi ini. 

Baca juga: Mengenal Tradisi 'Buang Ancak' di Anambas, Upacara Syukur Keselamatan dan Penyembuhan

Di Karimun, tradisi ini dihidupkan di sejumlah desa, menjadi bagian tak terpisahkan dari jalinan kehidupan masyarakat setempat.

Prosesi Syariful Anam diawali dengan penyambutan anak yang akan mengikuti prosesi dengan syair asyarakal yang mendayu-dayu saat memasuki masjid, dilanjutkan dengan ritual potong rambut yang diiringi dengan syair puji-puji terhadap Nabi Muhammad SAW, dikenal dengan masyarakal dan barzanzi. 

Ritual ini juga melibatkan taburan serbuk atau tepung tawar sebagai simbol pemberian berkah.

Baca juga: Ngail, Melodi Tradisi dan Kelangsungan Hidup di Pulau Rempang

Syariful Anam seringkali dilaksanakan beriringan dengan perayaan Maulid Nabi, menambah semaraknya hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Desa Parit, Kecamatan Karimun, merupakan salah satu dari banyak desa yang merawat tradisi Syariful Anam, menegaskan pentingnya pelestarian budaya dalam masyarakat modern. 

Warisan budaya ini tidak hanya mengajarkan tentang sejarah dan tradisi tetapi juga menjadi jembatan generasi yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini dan masa depan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews