Tanjungpinang, Batamnews - Meski harga kebutuhan pokok dan berbagai komoditas penting lainnya cenderung stabil, beberapa komoditi di pasar tradisional dan toko modern di Kabupaten Bintan mengalami kenaikan. Komoditi yang terkena dampak kenaikan harga tersebut adalah gula pasir bermerk dan cabai.

Menurut Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Kabupaten Bintan, Setia Kurniawan, pergerakan naik harga komoditi gula pasir bermerk ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang telah menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat petani gula. Akibatnya, harga gula pasir bermerk mengalami peningkatan.

"Pemerintah menaikkan HET pembelian di tingkat petani sekitar Rp1.500. Semoga gula pasir bermerk di luar Pulau Jawa, khususnya di Bintan, dari Bulog dan toko ritel-ritel modern tetap menjual Rp14.500 per kilogram," harapnya.

Baca juga: Prakiraan Gelombang di Laut Batam-Tanjungpinang dan Sekitarnya pada hari ini, 05 November 2023

Meskipun terjadi kenaikan harga, saat ini stok gula pasir di Kabupaten Bintan masih mencukupi. Peningkatan harga hanya terjadi di tingkat pembelian petani.

Selain gula pasir, komoditi cabai juga mengalami kenaikan harga. Menurut Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Kabupaten Bintan, Setia Kurniawan, kenaikan harga cabai disebabkan oleh faktor cuaca, yakni fenomena El Nino yang menyebabkan gagal panen di daerah penghasil cabai.

"Iya, karena di daerah penghasil cabai mengalami gagal panen akibat El Nino. Sudah enam bulan, cuaca panas tidak turun hujan," ujarnya.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Kota Batam 5 November 2023: Hujan Disore Hari

Harga cabai rawit biasa kini berkisar antara Rp65 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram, sementara harga cabai nano atau cabai rawit setan mencapai Rp90 ribu hingga Rp95 ribu per kilogram.

Setia Kurniawan juga menjelaskan bahwa harga cabai merah dan hijau biasa saat ini berkisar antara Rp75 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram. Kenaikan harga cabai ini tentu menjadi perhatian bagi konsumen di Kabupaten Bintan.