Peyek, Camilan Tradisional yang Menjadi Favorit Nongkrong Malam Minggu di Kota Tanjungpinang

Peyek, Camilan Tradisional yang Menjadi Favorit Nongkrong Malam Minggu di Kota Tanjungpinang

Peyek makanan camilan khas Nusantara yang banyak di Kota Tanjungpinang.

Tanjungpinang, Batamnews - Kota Tanjungpinang di Kepulauan Riau, Indonesia, kini memiliki menu camilan favorit yang sangat populer di warung kopi dan kafe, yaitu Rempeyek. Camilan tradisional Indonesia ini telah menjadi teman setia saat nongkrong sambil menikmati secangkir teh atau kopi, dan bahkan saat menonton pertandingan sepak bola di berbagai kafe dan warung kopi. Tetapi, apakah Anda tahu dari mana asal usul rempeyek?

Rempeyek adalah salah satu makanan ringan yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Secara harfiah, kata "rempeyek" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "melempar". Nama ini diduga berasal dari cara pembuatan rempeyek yang menggunakan teknik melempar adonan tepung ke dalam wajan berisi minyak panas untuk membentuk serpihan-serpihan yang khas.

Asal usul rempeyek dapat ditelusuri hingga masa lalu yang cukup jauh. Ada beberapa teori yang mengaitkan rempeyek dengan pengaruh kebudayaan India dan Timur Tengah yang dibawa oleh pedagang asing ke Nusantara. Sejak abad ke-16, rempeyek menjadi camilan yang populer di kawasan Asia Tenggara.

Baca juga: Sah Tahun 2024 Pemerintah Daerah Tidak Boleh Angkat Honorer Lagi sesuai UU ASN

Di Indonesia, rempeyek memiliki beragam variasi yang disesuaikan dengan bahan-bahan lokal yang tersedia di setiap daerah. Misalnya, rempeyek kacang tanah yang terkenal di Jawa, rempeyek udang yang khas di Sumatera, atau rempeyek ikan teri yang populer di Sulawesi. Masing-masing variasi memiliki cita rasa unik dan cara pembuatan yang sedikit berbeda.

Proses pembuatan rempeyek dimulai dengan mencampurkan tepung beras, kelapa parut, bawang putih, garam, dan bumbu-bumbu lainnya. Adonan kemudian ditekan dengan menggunakan cetakan khusus atau tangan kecil yang dilapisi minyak, lalu digoreng hingga matang. Inilah yang memberikan tekstur renyah dan rapuh pada rempeyek.

Selain menjadi camilan yang nikmat, rempeyek juga memiliki nilai historis dan budaya. Makanan ini sering dihidangkan saat acara-acara spesial, seperti pernikahan, lebaran, atau acara adat. Rempeyek juga sering dijadikan oleh-oleh khas dari daerah tertentu, yang dianggap sebagai simbol kearifan lokal dan kekayaan kuliner Indonesia.

Baca juga: Beredar Foto Stafsus Gubernur Kepri di Rempang Saat Aksi Demo, Usai Ramai Berita Tudingan Kepala BP Batam 

Dalam beberapa tahun terakhir, rempeyek juga telah menjadi komoditas ekspor Indonesia. Rasanya yang unik dan khas membuat rempeyek semakin populer di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, dan Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa rempeyek telah berhasil menembus pasar internasional dan menjadi bagian dari kekayaan kuliner global.

Dalam perjalanannya, rempeyek telah bertransformasi menjadi makanan yang memiliki berbagai bentuk dan variasi. Namun, esensi dari rempeyek tetap terjaga, yaitu cita rasa yang gurih, tekstur yang renyah, dan sentuhan tradisional yang membawa kenangan masa lalu. Asal usul rempeyek yang tersembunyi dalam sejarah Nusantara menjadi bukti nyata keberagaman dan kekayaan kuliner Indonesia.

Jadi, jika Anda berada di Kota Tanjungpinang atau di mana pun di Indonesia, jangan lupa mencicipi camilan lezat ini sambil menikmati suasana nongkrong yang nyaman di warung kopi atau kafe lokal. Rempeyek adalah bukti hidup dari warisan kuliner yang kaya dan menggugah selera di seluruh Indonesia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews