AS Kirim Kapal Induk Kedua ke Timur Mediterania, Cegah Iran hingga Hizbullah Bantu Gaza

AS Kirim Kapal Induk Kedua ke Timur Mediterania, Cegah Iran hingga Hizbullah Bantu Gaza

Kapal induk USS Ronald Reagan milik Amerika Serikat tiba di Korea Selatan untuk unjuk kekuatan pada Korea Utara. (Foto/REUTERS)

Gaza, Batamnews - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan kapal induk kedua mereka ke Laut Mediterania Timur. Langkah ini dilakukan dengan tujuan mencegah Iran dan Hizbullah ikut serta dalam pertempuran antara Israel dan Hamas di Palestina.

Seorang pejabat terkait menjelaskan bahwa kapal induk ini tidak akan terlibat dalam pertempuran di Gaza atau operasi Israel. Kehadiran kedua kapal Angkatan Laut ini, yaitu USS Gerald R. Ford dan USS Dwight D. Eisenhower, diduga dimaksudkan untuk memberikan peringatan kepada Iran dan sekutunya, seperti Hizbullah di Lebanon.

Awal pekan ini, USS Gerald R. Ford telah tiba di lepas pantai Israel, sementara USS Dwight D. Eisenhower dikirimkan dari Norfolk, Virginia, dan saat ini dalam perjalanan menuju Mediterania Timur.

Baca juga: Ultimatum Berakhir, IDF Siapkan Operasi Besar-Besaran di Gaza

Meskipun belum jelas berapa lama kapal induk USS Gerald R. Ford akan bertahan di wilayah tersebut setelah kedatangan USS Dwight D. Eisenhower, pejabat menyatakan bahwa kapal USS Eisenhower akan mendekati perairan Israel.

Kapal USS Eisenhower akan didampingi oleh sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali dan dua kapal perusak berpeluru kendali, menurut Angkatan Laut AS.

Pemerintahan Biden mengklaim bahwa kapal induk beserta pasukannya hadir di sana untuk mencegah pihak lain terlibat dalam konflik, terutama untuk menghalangi Hizbullah.

Para pejabat juga mencatat bahwa Unit Ekspedisi Marinir ke-26, pasukan reaksi cepat yang mampu melakukan operasi khusus, sedang melakukan persiapan jika diperlukan untuk memperkuat posisi pasukan AS di wilayah tersebut, terutama terkait evakuasi dan bantuan kemanusiaan. Namun, belum ada perintah konkret yang diberikan kepada unit tersebut.

Baca juga: Lima Hotel Pilihan di Anambas, Surga Tropis di Perbatasan Indonesia

Dalam konteks konflik ini, IDF (Israel Defense Forces) telah mengumumkan tenggat waktu enam jam bagi warga sipil di Gaza untuk segera mengungsi. Tenggat waktu tersebut berakhir pada Sabtu petang, waktu setempat. Pasukan IDF dilaporkan mempersiapkan operasi skala besar dari udara, laut, dan darat.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengunjungi prajuritnya di luar Jalur Gaza dan menyatakan persiapan untuk "fase selanjutnya" dalam konflik ini.

Perang antara Israel dan kelompok Hamas di Gaza telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, tanpa tanda-tanda gencatan senjata hingga saat ini.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 2.269 warga telah tewas dan lebih dari 9.800 lainnya terluka akibat serangan Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat. UNICEF juga melaporkan sejumlah besar anak-anak yang menjadi korban, dengan lebih dari 700 anak tewas dan lebih dari 2.450 anak terluka.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews