Menangkap Peluang Pasar Agribisnis di Tanjungpinang

Menangkap Peluang Pasar Agribisnis di Tanjungpinang

Wakil Ketua II Perkumpulan Insinyur Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Pengurus Cabang Provinsi Kepulauan Riau, Dwi Supanti, S.Pt.

Oleh : Dwi Supanti, S.Pt

Geliat hobiis satwa yang makin menjamur di Kota Tanjungpinang perlu ditangkap oleh Pemerintah setempat sebagai upaya peningkatan ekonomi kreatif. Hobiis satwa khususnya burung tergabung dalam komunitas hampir beranggotakan 600 orang.

Komunitas ini rutin menyelenggarakan event perlombaan hampir tiap minggu di 4 lokasi besar tersebar di Tanjungpinang secara bergantian dengan pengelolaan oleh penyelenggara di masing-masing lokasi.

Lokasi tersebut adalah B2R Jalan Wonosari KM. 7 Kelurahan Melayu Kota Piring dengan keanggotaan sekitar 180 orang, Babayaga Jalan Handoyo Putra depan Areca Kelurahan Batu IX dengan keanggotaan kurang lebih 100-150 orang, Lapangan Dope Jalan Bandara Kelurahan Pinang Kencana dengan keanggotaan kurang lebih 100 sampai 150 orang dan All Star Bintan Center Batu IX dengan keanggotaan antara 150 sampai 200 orang. 

Baca juga: Psikologi Nabi Sebuah Inspirasi dari Sosok Mulia Nabi Muhammad SAW

Selain itu ada komunitas Gurindam yang tetap aktif mengikuti event di lokasi lain karena terkendala dengan lokasi yang selama ini dikelola oleh komunitas tersebut.  Sementara komunitas penyelenggaraan kontes burung di Bintan ada di Lapangan Tanjung Uban dan Kijang dengan keanggotaan 200 sampai dengan 300 orang.

Event berupa kontes ini sering melibatkan lembaga negara, komunitas dan badan usaha sebagai partisipan dan sponsor ship. Selain event yang rutin terselenggara, makin menjamurnya toko burung dan pet shop menjadi indikator bahwa sektor ekonomi kreatif ini makin berkembang dan memiliki potensi besar terhadap kontribusi roda ekonomi daerah.

Kontribusi tersebut harus dikelola dengan memadukan sektor lain agar dapat seiring sejalan untuk optimalisasi pendapatan daerah. Sektor lain yang mempunyai potensi tersebut adalah pariwisata dan edukasi, hal ini sesuai dengan visi Tanjungpinang yaitu : “Terwujudnya Kota Tanjungpinang sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Industri Pariwisata serta Pusat Budaya Melayu dalam Lingkungan Masyarakat yang Agamis Sejahtera Lahir dan Bathin pada tahun 2020.”

Baca juga: Tidak Akan Melayu, Terberak di Celana: Rempang Malang, Rempang Terbuang

 

Bagaimana peran industri kreatif hobiis ini dapat pemerintah tangkap untuk mewujudkan visi Tanjungpinang

Menyediakan public utilities (fasilitas umum) untuk penyelenggaraan kegiatan berupa event serta tempat jual beli komoditas dan sarana pendukungnya berupa pasar. Pasar ini harus dapat memfasilitasi para hobiis dalam menyalurkan hobi mereka dan di dukung oleh sarana prasarana yang representatif yang terintegral.

Untuk lebih penganekaragaman komoditas dalam pasar perlu komoditas lain yang mempunyai spesifikasi sejenis yaitu hobi, pariwisata dan edukasi serta ekonomi kreatif. Komoditas lain tersebut adalah ikan hias, tanaman hias dan hewan kesayangan lainnya (kelinci, kucing, hamster dll) yang sangat berpotensi dirangkul dalam satu wadah.

Pertanyaan selanjutnya, dimana lokasi yang sesuai untuk memberi fasilitas bagi hobiis ini?

Pastinya Pemerintah perlu memperhatikan banyak hal apabila menangkap peluang ini agar tidak meleset dari tujuan awal yang bermuara pada peningkatan pendapatan daerah. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan pasar agribisnis hobiis yaitu: Pertama pembangunan pasar hobiis harus berada dilokasi strategis, mudah dijangkau oleh semua akses transportasi dengan tetap mengacu pada RTRW dan RDTR wilayah Kota Tanjungpinang dan memperhatikan berbagai unsur atau elemen seperti utilisasi infrastruktur, kapasitas (personal, komunitas, sistem), dan jejaring-logistik. 

Kedua sebagai aset yang bernilai bagi pemerintah daerah khususnya dalam hal kemajuan sektor ekonomi dan sektor pariwisata harus dikelola secara profesional dengan tetap mengacu pada berdaya dan berhasil guna. Ketiga, pasar sebagai fungsi sosio kultur harus dapat memberi ruang bagi semua lapisan masyarakat untuk berinteraksi. Keempat pasar sebagai fungsi ekologi harus dapat memberikan kontribusi terhadap keseimbangan dan kelangsungan kelestarian alam.

 

Kelembagaan ekonomi berupa pasar agribisnis ini juga menjadi wadah pemerintah dalam penyelenggaraan tugas pokok fungsi pemerintahan melalui OPD dan badan/lembaga vertikal milik negara. Fungsi penyelenggaraan pertanian dan perikanan dapat terbantu dengan adanya pasar ini.

Fasilitasi penyelenggaraan agribisnis, pendampingan teknis bagi petugas kepada pelaku usaha dan penyelenggaraan layanan masyarakat berupa Pusat Kesehatan Hewan dan rekomendasi lalu lintas ternak dapat terselenggara dengan optimal yang berkontribusi terhadap retribusi daerah. Selain itu pengawasan bersama antara Pemerintah Daerah dan Badan/Lembaga vertikal milik negara dalam perlindungan satwa liar juga makin terkontrol, sehingga fungsi kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem akibat jual beli satwa liar dapat diminimalisir.

Keberadaan pasar agribisnis hobiis selain dapat memunculkan pusat ekonomi baru juga memunculkan destinasi wisata dan edukasi baru. Kontes hewan kesayangan bisa menjadi agenda daerah yang dapat dipadukan dengan program pariwisata dan edukasi bagi masyarakat.

Tanjungpinang sebagai pusat budaya melayu dengan Penyengat sebagai icon wisata serta destinasi lainnya dapat dikolaborasikan dengan pasar agribisnis sebagai paket wisata untuk meningkatkan tren pariwisata Tanjungpinang baik domestik maupun mancanegara. Selain destinasi wisata baru, potensi eksport komoditas hewan kesayangan dan layak budidaya berpeluang besar dengan posisi geografis yang cukup dekat dengan pusat perdagangan internasional.

Potensi ini apabila digarap dengan baik mampu memberikan peningkatan pendapatan daerah dari berbagai sektor. Potensi retribusi dari persewaan los  pedagang dan penyelenggaran event, retribusi penyelenggaraan layanan Puskeswan dan rekomendasi pemeriksaan dan lalu lintas ternak.

Selain retribusi, roda ekonomi daerah juga akan meningkat dengan aktivitas di pasar agribisnis yang berdampak pada sektor lain. Harapan ini semoga dapat diwujudkan oleh Pemerintah Daerah yang sangat ditunggu-tunggu oleh komunitas hobiis Tanjungpinang dan sekitarnya selanjutnya untuk menggesa titik ekonomi baru ini perlu komunikasi segera seluruh stakeholder yaitu komunitas, pelaku usaha dan Pemda serta akademisi.

Penulis adalah Wakil Ketua II Perkumpulan Insinyur Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Pengurus Cabang Provinsi Kepulauan Riau.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews