Memetik Pelajaran dari Memperingati Maulid Nabi

Memetik Pelajaran dari Memperingati Maulid Nabi

Fatmawati, S.PdI.

Oleh: Fatmawati, S.PdI

12 Rabiul Awal 1445 Hijriah atau pada 28 September 2023 kita memperingati hari kelahiran Baginda Nabi dan Rasul termulia. Manusia paling berpengaruh di muka bumi. Nabi Muhammad SAW.

Berbagai even dan kegiatan seperti tabligh akbar, pawai kebudayaan, festival, majelis sholawatan di berbagai daerah dan tempat begitu mudah kita jumpai. Melalui momentum maulid nabi ini, penulis mengajak kepada pembaca semua untuk merefleksikannya sebagai sebuah momentum untuk berkontribusi melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik untuk diri sendiri, umat, bangsa dan negara.

Seperti kita ketahui bersama, Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun yang dikenal sebagai "Tahun Gajah" dalam kalender Arab, yang sekitar 570 Masehi (tahun Gregorian) 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.

Baca juga: Kepri dan Etalase Perbatasan

Rasulullah SAW lahir di kota Makkah, yang saat itu merupakan salah satu pusat perdagangan penting di wilayah Arab. Terlahir dari buah cinta seorang ayah bernama Abdul Muttalib, dan ibunya adalah Aminah binti Wahab.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW terjadi dalam suasana istimewa. Ada berbagai tanda-tanda ajaib yang terjadi pada malam kelahirannya, termasuk cahaya terang di langit dan berbagai peristiwa luar biasa. Nabi Muhammad SAW dikirim kepada seorang pengasuh bernama Halimah as-Saadiyah, yang merawatnya selama beberapa tahun. Kemudian, pada usia sekitar 6 tahun, beliau kehilangan ibunya.

Setelah kehilangan orang tua, Nabi Muhammad SAW tinggal bersama kakeknya, Abdul Muttalib, yang sangat mencintainya. Abdul Muttalib adalah pemimpin suku Quraisy di Makkah saat itu.

Baca juga: Kepri Maju dan Berbudaya

 

Setelah dewasa, Nabi Muhammad SAW menjadi seorang pedagang dan terkenal dengan julukan "Al-Amin" atau "Yang Terpercaya." Pada usia 40 tahun, beliau menerima wahyu pertamanya dari Allah melalui Malaikat Jibril, yang menandai awal dari tugas kenabian beliau.

Dia pun membawa misi kenabian setelah menerima wahyu, Nabi Muhammad SAW menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia. Misinya membawa perubahan signifikan dalam masyarakat Arab pada saat itu dan akhirnya mengarah pada pembentukan komunitas Islam yang kuat.

Melalui momentum kelahirannya, kita bisa menarik kesimpulan kehadirannya adalah anugrah yang terindah dari Allah SWT dalam memberikan model atau contoh hidup dan kehidupan yang lebih baik lagi dan kita dianjurkan untuk menduplikasikan apa-apa yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW baik dalam aspek ibadah maupun fikih kehidupan di muka bumi ini.

Dalam Alquran d Surah Al-Ahzab (33:21) disebutkan bahwa "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan yang baik bagi umat Islam, mengingatkan kita akan pentingnya mengikuti teladan beliau dalam kehidupan kita.

Dari kisah kelahiran dan kenabiannya setidaknya ada lima spirit Maulid Nabi yang mempengaruhi perubahan kehidupan umat:

 

Pertama, Teladan Kehidupan yang Mulia. Nabi Muhammad SAW adalah teladan sempurna bagi seluruh umat manusia. Semangat Maulid Nabi mengingatkan kita akan kualitas-kualitas yang diajarkan oleh Nabi melalui kata-kata, perbuatan, dan akhlaknya yang mulia. Dengan mengikuti jejaknya dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam dapat merubah diri mereka menjadi individu yang lebih baik, lebih penyayang, dan lebih penuh kasih.

Kedua, Penghargaan terhadap Nilai-nilai Kebersamaan. Maulid Nabi mengingatkan kita akan pentingnya persatuan dan kebersamaan dalam umat Islam. Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya solidaritas, persaudaraan, dan saling mencintai antara sesama umat Muslim. Dalam perubahan kehidupan umat, spirit Maulid Nabi memacu kita untuk membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan penuh kasih, di mana kita saling mendukung satu sama lain.

Ketiga, Penekanan pada Ilmu dan Pendidikan. Nabi Muhammad SAW adalah seorang pendidik yang ulung. Semangat Maulid Nabi mendorong umat Islam untuk mengejar ilmu pengetahuan, memahami agama mereka dengan lebih mendalam, dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih bijak dan berpengetahuan. Ilmu dan pendidikan adalah kunci perubahan positif dalam kehidupan individu dan masyarakat.

Keempat, Kepedulian Sosial dan Keadilan. Nabi Muhammad SAW selalu mendorong umatnya untuk peduli terhadap orang yang kurang beruntung dan menegakkan keadilan. Semangat Maulid Nabi memicu perubahan dalam kehidupan umat dengan mengingatkan kita akan pentingnya berbagi dengan sesama, membantu yang lemah, dan berjuang untuk keadilan dalam masyarakat.

Kelima, Kepatuhan terhadap Ajaran Islam. Maulid Nabi juga mengingatkan umat Islam tentang pentingnya mematuhi ajaran-ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan. Semangat ini mendorong perubahan dalam perilaku dan praktek keagamaan individu, sehingga menghasilkan kehidupan yang lebih bermakna dan harmonis.

Terakhir, marilah kita semua memaknai maulid nabi sebagai momentum memperbaiki diri, umat, masyarakat, bangsa dan negara. Semoga!

Penulis adalah Founder Bintan Islamic Parenting (BIP) dan Ketua Komunitas Peduli Kampung Sendiri (KPKS) Bintan-Lingga.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews