Karimun, Batamnews - Lebih dari 4.000 nelayan dari Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), kini telah resmi menjadi penerima manfaat dari program BPJS Ketenagakerjaan.

Dalam upaya untuk memberikan perlindungan kepada nelayan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), BPJS Ketenagakerjaan telah memberikan jaminan kepada lebih dari 34 ribu nelayan.

Pada Rabu (30/8/2023), ribuan nelayan dari Karimun secara simbolis menerima jaminan ini selama acara GTRA Summit 2023, yang berlangsung di Coastal Area Tanjungbalai.

Baca juga: Tiga Pegawai Pemkab Lingga Lulus Surveior Akreditasi Puskesmas dan Klinik

Hadi Tjahjanto, Menteri ATR/Kepala BPN, bersama dengan Eko Yulianda, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) BPJS Ketenagakerjaan Sumbar, Riau, Kepri, turut serta dalam acara tersebut, menyerahkan secara langsung manfaat kepada para nelayan.

"Secara simbolis, 10 nelayan menerima jaminan ini, terdiri dari 7 penerima manfaat kartu dan 3 penerima manfaat jaminan santunan atas kecelakaan kerja (kematian). Jumlah total penerima manfaat di Kabupaten Karimun mencapai sekitar 4.000 nelayan," kata Eko.

Dia juga mengungkapkan bahwa manfaat ini diberikan melalui kerja sama antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, dengan perbandingan 50:50. Eko optimistis bahwa perlindungan ini akan memberikan dampak positif pada produktivitas para nelayan di Kepulauan Riau.

Baca juga: Harga Cabai Merah Tembus Rekor Tertinggi di Akhir Agustus di Kota Batam

"Kami berharap para nelayan akan menjadi lebih produktif dan bekerja dengan rasa tenang, sesuai dengan semangat BPJS Ketenagakerjaan 'kerja keras, bebas cemas'," ujarnya.

BPJS Ketenagakerjaan juga mengucapkan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota atas inisiatif program ini. Langkah ini diharapkan dapat membantu nelayan untuk bekerja lebih produktif.

Salah seorang nelayan yang mendapat manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan, Atan, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah. "Kami sangat senang dan berterima kasih kepada pemerintah dan BPJS Ketenagakerjaan karena memberikan jaminan saat kami bekerja di laut," ungkapnya.

Meskipun mereka mengutamakan keselamatan dalam pekerjaan sebagai nelayan, ketidakpastian akan musibah atau kecelakaan kerja tetap menjadi kekhawatiran bagi mereka.