Tradisi Unik Niduke Tujuh Jando Palembang: Menyemai Berkah dalam Rumah Baru

Tradisi Unik Niduke Tujuh Jando Palembang: Menyemai Berkah dalam Rumah Baru

Tradisi Niduke Tujuh Jando Palembang boleh dikatakan sudah nyaris punah (ilustrasi)

Palembang, Batamnews - Kota Palembang, sebagai kota dengan sejarah panjang, memiliki berbagai budaya dan tradisi adat yang kaya dan menarik. 

Salah satu tradisi yang unik dan bernilai adalah Tradisi Niduke Tujuh Jando di Rumah Baru. Meskipun sekarang tidak umum dilakukan, tradisi ini mencerminkan kearifan lokal yang perlu dilestarikan.

Tradisi Niduke Tujuh Jando merupakan cara untuk memberikan dukungan kepada para janda yang memiliki status janda dengan anak yatim, terutama ketika mereka pindah ke rumah baru. 

Tujuh janda yang dipilih memiliki peran penting dalam menyantuni dan mendoakan keluarga yang baru saja pindah ke rumah tersebut.

Baca juga: Mobil Sehat PT Timah Tbk Berikan Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Warga Karimun

Tradisi ini berakar sejak zaman dahulu. Ketika seseorang pindah ke rumah baru, tujuh janda dipilih untuk tinggal atau tidur di rumah tersebut selama tujuh hari. 

Para janda ini tidak sembarangan, mereka minimal harus mampu mengaji dan memimpin doa. Idealnya, para janda yang dipilih memiliki pengetahuan agama yang mendalam.

Mereka memberikan nasihat dan saran kepada pemilik rumah baru, serta berdoa agar rumah dan keluarga yang tinggal di dalamnya diberkahi dan dilindungi oleh Allah SWT. 

Tradisi ini juga memiliki dimensi spiritual, di mana para janda mendeteksi apakah ada keberadaan jin atau gangguan gaib dalam rumah baru tersebut.

Baca juga: Polres Natuna Luncurkan Program Rumah Edukasi Anak Ujung Negeri Cegah Kekerasan Seksual

Sultan Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn mengungkapkan bahwa meskipun terdengar negatif, tujuan dari tradisi ini cukup positif. 

Tradisi ini sebenarnya merupakan bentuk kepedulian terhadap para janda yang memiliki anak yatim. Tradisi ini tidak lagi umum dilakukan, dan sekarang lebih sering digantikan dengan tradisi yasinan ketika seseorang pindah rumah.

Tokoh Adat Palembang, Kemas Haji Masud Khan, merupakan salah satu yang pernah menerapkan tradisi ini pada tahun 1970-an. Menurutnya, proses Niduke Tujuh Jando memberikan keberkahan pada rumah dan keluarga yang pindah ke dalamnya. Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kepedulian, berbagi rezeki, dan bersyukur kepada Allah SWT.

Tradisi Niduke Tujuh Jando di Rumah Baru tidak hanya merupakan warisan budaya yang bernilai, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal yang perlu dijaga. 

Baca juga: Pohon Tumbang dan Gangguan Listrik Pasca Hujan Lebat Mengguyur Kota Padang

Melalui tradisi ini, terlihat semangat kebersamaan dan perhatian terhadap sesama. Semoga tradisi ini dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda Palembang, sehingga nilai-nilai luhur dan kearifan lokal dapat terus diteruskan dan dihormati.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews