Kenikmatan Kue Apam: Makanan Khas Melayu yang Menghiasi Sarapan Pagi dan Hajatan di Tanjungpinang

Kenikmatan Kue Apam: Makanan Khas Melayu yang Menghiasi Sarapan Pagi dan Hajatan di Tanjungpinang

Kue Apam salah satu makanan tradisional melayu yang melegenda (Foto: Asrl)

Tanjungpinang, Batamnews - Pada zaman Kesultana Lingga-Riau, terdapat berbagai kue-mueh tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu. Seiring berjalannya waktu, sebagian kue-mueh ini masih terus bertahan hingga saat ini. Salah satu kue-mueh yang sangat dikenal oleh masyarakat adalah kue apam. Kue apam ini sering dijadikan sebagai sarapan pagi dan biasanya dinikmati bersama parutan kelapa.

Tidak hanya untuk sarapan, kue apam juga memiliki peran dalam berbagai ritual dan acara adat, seperti Manaqib Syaikh Samman, Isra’ Mi’raj, kenduri arwah, dan lain-lain. Acara-acara tersebut dilaksanakan di masjid, surau, dan juga di rumah. Kue apam dalam konteks ini memiliki makna persatuan dan mempererat silaturahmi di antara masyarakat.

Baca juga : Prata: Menu Sarapan Khas India yang Menggugah Selera di Tanjungpinang, Kepulauan Riau

Keberadaan kue apam bahkan telah tercatat dalam Kitab Pengetahuan Bahasa, karangan Raja Ali Haji. Dalam kitab tersebut dinyatakan bahwa apam adalah makanan yang diperbuat dari tepung gandum atau bahan lainnya yang dikhamirkan dengan air nira dan sedikit ragi. Prosesnya dimulai dengan mengkhamirkan bahan-bahan tersebut dan kemudian dimasak dengan cara dikukus. Setelah matang, kue apam bisa disajikan dengan parutan kelapa atau kuah hayam.

Menurut Hamzah Yunus, seorang ahli pengetahuan bahasa, kue apam juga menjadi makanan yang lazim digunakan pada jamuan kenduri orang mati, terutama pada ketiga hari acara tersebut. Pada masa lalu, keberadaan kue apam sebagai menu utama kenduri sangatlah relevan karena pada saat itu tidak banyak jenis makanan lain yang dapat diolah oleh masyarakat, terutama di kampung-kampung yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani padi.

Dengan ketersediaan beras yang mencukupi, masyarakat Lingga-Riau pada masa itu lebih kreatif dalam memanfaatkan bahan yang ada dan mengolahnya menjadi tepung sebagai bahan dasar utama pembuatan kue apam.

Baca juga : Kue Kering Tembose: Camilan Tradisional Khas Kepulauan Riau yang Menggugah Selera

Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa bahan tradisional seperti air nira sulit didapatkan. Oleh karena itu, masyarakat saat ini telah mengadaptasi cara pembuatan kue apam dengan hanya menggunakan ibu roti atau pengembang roti sebagai pengganti air nira. Meskipun beberapa bahan telah berubah, namun makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam kue apam tetap dipertahankan.

Berikut adalah bahan dan cara membuat kue apam secara modern yang lazim digunakan masyarakat saat ini:

Bahan:
- 500 gram tepung beras
- 250 gram gula pasir
- Setengah buah kelapa diparut
- 1 sendok teh pengembang roti (ibu roti)
- 1 gelas air putih
- Garam secukupnya

Cara Membuat:
1. Campurkan ibu roti dengan setengah bagian air, aduk rata dan diamkan selama 10 menit.
2. Campurkan tepung beras, gula, dan campuran ibu roti yang telah didiamkan selama 30 menit. Aduk rata hingga membentuk adonan.
3. Masukkan adonan ke dalam cetakan kecil, lalu kukus hingga matang.
4. Kue apam siap disajikan dengan kelapa parut yang telah diberi sedikit garam.

Kue apam dengan cita rasa yang khas ini masih menjadi favorit dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan tradisi masyarakat Lingga-Riau. Selain sebagai penganan lezat, kue apam juga memiliki makna kebersamaan, kesuburan, kesucian, dan keharmonisan, yang selalu terjaga dan diwariskan dari generasi ke generasi.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews