Batam, Batamnews - Pertamina Patra Niaga dan Pemerintah Kota (Pemko) Batam, Kepulauan Riau (Kepri), memastikan stok gas LPG 3 kilogram (Kg) aman. Sebelumnya, beberapa pangkalan di sejumlah wilayah Batam mengalami kekosongan stok gas melon itu.

Sales Branch Manager Retail Wilayah Barat Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fadlan mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penambahan stok untuk Batam. Ada lebih dari 20 ribu tabung yang ditambahkan.

“Sabtu, Minggu dan Senin masing-masing penambahan sebanyak 22.400. Kurang lebih 50 persen di luar penyaluran biasa,” katanya, Senin (31/7/2023).

Menurutnya, penambahan itu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat yang ada saat ini. Normalnya, penyaluran di Batam ialah 45 ribu tabung per hari.

Baca juga: Kabupaten Bintan Raih Finalis Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik dengan Kampung Keren, Sentra Kerupuk Modern

Ia menjelaskan, stok itu akan cukup jika masyarakat melakukan pembelian seperti biasa sesuai kebutuhan. Warga juga diminta agar tidak melakukan panic buying.

“Antisipasi kekurangan, kita tambah. Imbauannya untuk beli secukupnya saja. Jangan panic buying,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam, Gustian Riau, membantah bahwa ada kelangkaan LPG 3 kg. Menurutnya, kesan itu muncul lantaran masyarakat banyak melakukan panic buying akibat terpengaruh berita dari luar Batam.

“Di kita (LPG 3 kg) cukup. Cuma belakangan ini ada informasi miring beredar, jadi panic buying. Karena ada berita langka dari luar. Jadi sibuk membeli lebih dari pada biasanya sehingga memengaruhi kebutuhan,” ujar dia.

Baca juga: Bakesbangpol Lingga Salurkan Bantuan Dini untuk Warga Tanjung Keriting Terdampak Hama Ulat Bulu

Jika menemukan stok gas kosong di sejumlah pangkalan, tambah Gustian, kemungkinan gas tersebut masih dalam pengantaran.

Salah seorang penjual gas di Perum Marcelia Batam Center, Ipon mengungkapkan bahwa stok LPG 3 kg di tempatnya juga terbilang aman, khususnya untuk warga sekitar.

"Kalau langka pasti pusing, lah. Tapi memang sampai sejauh ini masih cukup," katanya.

Ia menyebut, rata-rata kebutuhan tertinggi ialah para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Akan tetapi, sejauh ini juga masih mencukupi.