Krisis Air Bersih Berkepanjangan di Batam, Warga Meradang dan Tuntut Ganti Rugi

Krisis Air Bersih Berkepanjangan di Batam, Warga Meradang dan Tuntut Ganti Rugi

Warga di PerumahaanCahaya Garden sudah lima air bersih tidak mengalir ke rumah (jun)

Batam, Batamnews - Sejumlah wilayah di Kota Batam, Kepulauan Riau, tengah mengalami krisis air bersih yang memprihatinkan. Distribusi air telah mati total selama lima hari terakhir.

Salah satu wilayah yang terdampak adalah di Bengkong hingga ke kawasan Batamcenter. Warga di Perumahan Bukit Raya dan Perumahan Cahaya Garden merasakan dampaknya dengan sangat kuat.

Tak hanya itu, selama masa distribusi air terganggu, pihak konsorsium air bersih juga tidak memberikan bantuan air kepada warga yang membutuhkan. Akibatnya, masyarakat terpaksa merogoh kocek untuk memenuhi kebutuhan air mereka.

Baca juga: Nikmati Keindahan Alam Natuna di Bukit Bintang, Destinasi Wisata di Kaki Gunung Ranai yang Memukau

Air adalah hak dasar dalam kehidupan, namun permasalahan distribusi air yang sering terhenti di Batam telah membuat warga menjadi sangat tidak puas. Berbagai masalah di antaranya termasuk perbaikan dan kebocoran pipa air.

Ari, seorang warga dari Perumahan Cahaya Garden, Bengkong, juga mengalami kesulitan ini. Air di rumahnya telah mati total sejak hari Sabtu lalu. Ia terpaksa membeli air galon untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Baca juga: Janda Muda di Batam Nekat Jual Anak Kandung Usia 6 Bulan Seharga Rp 11 Juta

"Sejak Sabtu lalu, air mati total di sini," ujarnya, pada hari Senin (31/7/2023).

Biaya yang harus ia keluarkan untuk membeli air cukup besar. Setiap harinya, dia menghabiskan enam galon air untuk mandi dan memasak.

"Dalam sehari, saya menghabiskan hampir Rp 80 ribu untuk membeli air galon. Satu galonnya Rp 13 ribu, jadi enam galon sudah mencapai Rp 78 ribu. Itu baru untuk satu hari," kata Ari.

Ia menyatakan bahwa sebelumnya kondisi air di tempatnya tidak begitu sering mati. Meskipun pernah mengalami gangguan distribusi air, tetapi hanya beberapa jam saja. 

Baca juga: ABK SB Karunia Jaya Mini 01 Jatuh di Laut Karimun, Sempat Lambaikan Tangan Sebelum Hilang

"Air mati pada Sabtu pagi dan kembali hidup pada sore Minggu," tambahnya.

Ari berharap bahwa pihak berwenang, termasuk BP Batam dan PT Moya, dapat menghadapi masalah ini dengan serius. Ia merasa kelalaian sering terjadi, bahkan menyebutnya sebagai modus operandi.

"Kita dipaksa untuk bersabar dan memaklumi. Sekali dua kali masalah kebocoran pipa atau gangguan lain mungkin bisa kita toleransi dan pahami. Tetapi jika sudah terjadi belasan kali, apakah ini masih dianggap sebagai kecelakaan? Kalau boleh saya katakan, ini seperti modus operandi. Sebagai warga yang terdampak, kami berharap mendapatkan ganti rugi," tegasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews