Dermaga Sungai Carang Tempat Bersejarah Kini Sepi Bak Hutan Belantara

Dermaga Sungai Carang Tempat Bersejarah Kini Sepi Bak Hutan Belantara

Dermaga Sungai Carang yang dipenuhi sampah rerumputan tidak terurus

Tanjungpinang, Batamnews - Dermaga Sungai Carang, sebuah tempat bersejarah yang terletak di pinggir jalan menuju pusat Pemerintahan Kota Tanjungpinang, Senggarang, kini terlihat sepi dan terabaikan, dengan rumput dan pohon yang tumbuh liar seperti hutan belantara.

Para warga yang mengunjungi lokasi tersebut mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kondisi dermaga yang telah lama tidak terawat. 

Menurut mereka, Pemerintah Kota Tanjungpinang telah lama tidak memanfaatkan dermaga ini untuk mengadakan event-event wisata, termasuk Festival Sungai Carang yang biasanya diadakan hampir setiap tahun.

Baca juga : Nikmati Kelezatan Kuliner Legendaris di Street Food Akau Potong Lembu Tanjungpinang

"Selain dermaga ini, bahkan jembatan di atasnya juga tidak terawat, dan pada malam hari sangat gelap," ujar seorang warga setempat pada Senin (26/06/2023).

Sungai Carang, yang dulunya disebut sebagai Hulu Riau, memiliki sejarah penting sebagai pusat perdagangan pada masa-masa kerajaan di masa lampau. Tidak jauh dari dermaga terdapat komplek makam Yang Dipertuan Muda Riau II Daeng Celak.

Dalam tulisan seorang Guru Besar UMRAH, Abdul Malik, disebutkan bahwa pada tahun 1673, Laksemana Tun Abdul Jamil atas titah Sultan Abdul Jalil Syah III membuka Sungai Carang, Hulu Riau, di wilayah administratif Kota Tanjungpinang sekarang. 

Sultan dan para pembesar Kerajaan Riau-Lingga-Johor-Pahang saat itu berusaha mengembalikan kejayaan tamadun Melayu dengan menjadikan kawasan Sungai Carang sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Melayu setelah Kerajaan Melaka roboh.

Meskipun pulau Bintan pernah menjadi pusat pemerintahan negara saat Kerajaan Bintan berkuasa, perhatian pemerintah, terutama Kota Tanjungpinang, terhadap objek bersejarah ini sangat minim. 

Baca juga : Mayat Tanpa Kepala Mengapung di Perairan Alang Tiga Lingga Korban Pembunuhan

Meski terdapat penjaga di dekat lokasi tersebut, keberadaan pohon dan rumput yang tumbuh liar membuat lokasi ini tidak nyaman bagi para pengunjung.

Perkembangan ini menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat setempat yang berharap agar Pemerintah Kota Tanjungpinang segera memperhatikan dan merawat dermaga Sungai Carang serta menghidupkan kembali event-event wisata yang pernah populer di tempat ini. 

Dengan tindakan yang tepat, dermaga ini memiliki potensi untuk menjadi daya tarik wisata yang menarik dan membantu menghidupkan kembali sejarah dan kejayaan tamadun Melayu yang telah hilang. (JAL)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews