Editorial

PR Berat Kapolda dan Kapolresta yang Baru, dari Pembunuhan Gadis Muda hingga Judi Gelper

PR Berat Kapolda dan Kapolresta yang Baru, dari Pembunuhan Gadis Muda hingga Judi Gelper

Brigjen Pol Sambudi Gusdian

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Kapolda Kepri Brigjen Arman Depari dan Kapolresta Barelang Kombes Asep Safrudin dimutasi. Arman digantikan Brigjen Pol. Sambudi Gusdian, sedangkan Kombes Asep Safrudin digantikan Kombes Helmy Santika. 

Sebagai seorang Kapolda, mantan Wakakorlantas Polri itu memiliki PR yang cukup berat bertugas di Kepulauan Riau.

Sejumlah kasus pembunuhan berantai hingga saat ini belum terungkap. Diantaranya pembunuhan Dwiwana Juli Anggi (18) dan Tri Chintya Prasetya (17).

Kasus ini sangat menyedot perhatian. Hingga kini jajaran kepolisian belum berhasil mengungkap pelaku pembunuhan itu.

Belum satu pun perkembangan yang berarti dari kasus ini yang sudah hampir berjalan setahun.

Selain itu, maraknya arena perjudian gelper di Batam juga harusnya menjadi perhatian Kapolda dan Kapolres yang baru.

Meskipun pejabat sebelumnya beberapa kali menindak namun tidak tampak keseriusan aparat dalam menangani arena judi ini.

Puluhan rumah-rumah judi berkedok gelanggang permainan masih terus buka secara terang-terangan dan mereka rajin mengubah modus operandinya.

Mesin-mesin yang digunakan berupa jackpot. Mesin yang jelas-jelas kerap digunakan di rumah-rumah judi.

Modusnya, para pemenang judi mendapat tiket yang bisa ditukarkan dengan hadiah, lalu hadiah tersebut kemudian diuangkan.

Sedangkan mereka yang kalah tentu saja harus gigit jari.

Mengapa polisi bisa menggunakan teknik undercover buy dalam kasus narkoba, namun tak bisa menggunakan teknik serupa dalam menjerat kasus judi ini?

 

Kombes Pol. Helmy Santika.

 

Apalagi tak dapat dipungkiri, tak jarang, pemicu kriminalitas kerap berawal dari meja judi. Mereka yang kalah bisa berbuat apa saja alias nekat.

Jamak ditemukan kasus kriminal seperti perampokan, jambret, copet, pencurian dan penipuan, berawal dari judi.

Seperti kasus penipuan CPNS yang membuat rugi korban hingga hampir Rp1 miliar di Batam beberapa waktu lalu yang dipicu kecanduan judi gelper. Pelaku tak terasa menghabiskan uang ratusan juta itu di meja judi gelper. 

Bila tak ingin disebut gagal, Kapolda dan Kapolres harus meningkatkan atensi terhadap permasalah tersebut. Memberantasnya adalah kata-kata yang cukup pantas.

Patut diduga, kegagalan aparat kepolisian dalam memberantas judi tak lepas dari adanya oknum yang bermain mata hingga menerima setoran.

Persoalan narkoba juga PR utama Brigjen Sambudi dan Kombes Helmy Santika di Batam, Karimun dan Tanjungpinang serta daerah lainnya.

Sesuai dengan arahan Kepala BNN Komjen Budi Waseso, aparat harus lebih tegas, termasuk terhadap pengusaha tempat hiburan yang menjadikan tempatnya sebagai ajang transaksi dan peredaran narkoba.

Bahkan mantan Kabareskrim Polri itu mengintruksikan menembak mati aparat yang jadi beking narkoba.

Sejumlah permasalah tindak pidana kriminal konvensional juga patut menjadi perhatian. 

Diantaranya kasus-kasus perampokan dengan nilai yang fantastis juga harus terus selidiki.

Salah satunya perampokan di sebuah money changer di Nagoya. Korban mengalami kerugian mencapai Rp2,5 miliar.

Kemudian perampokan disertai kekerasan di sebuah minimarket di Kompleks Ruko Cendana. Hingga kini pelaku belum berhasil ditangkap. 

Belum lagi aksi penyelundupan dan penimbunan sembako. Kasus ini menjadi perhatian Presiden Jokowi.

Pemerintah terus menekan aksi ilegal yang menggerus perekonomian Indonesia, sedangkan di Kepri adalah surganya para penyelundup. Tidak saja sembako namun juga narkoba.

Menegakkan hukum dengan tegas dan menanggapi keresahan masyarakat tentu saja akan menjadi nilai tersendiri bagi Sambudi dan Helmy Santika di mata Kapolri Badrodin Haiti. Bila tidak, siap-siap citra kepolisian di mata masyarakat kian tergerus.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews