Hasil Investigasi Kasus Penyakit Ngorok pada Ternak Kerbau di Kuansing, Riau, Karena Belum Vaksin

Hasil Investigasi Kasus Penyakit Ngorok pada Ternak Kerbau di Kuansing, Riau, Karena Belum Vaksin

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau menemukan penyebab kerbau yang mati karena penyakit ngorok karena belum di vaksin (ilustras)

Pekanbaru, Batamnews - Tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau telah mengungkap hasil investigasi terkait kasus kerbau yang mati akibat penyakit ngorok di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Temuan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ternak kerbau yang terpapar penyakit belum pernah divaksin.

Baca juga: Kerbau Terjangkit Penyakit Ngorok, Peternak di Kuansing Alami Kerugian Besar dengan Menjual Harga Murah

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau, Herman, melalui Kabid Kesehatan Hewan Faralinda Sari, menjelaskan bahwa kasus terpapar penyakit ngorok pertama kali ditemukan pada tanggal 30 April di Desa Kopah, Kuansing.

"Dalam populasi sekitar 4 ribu ekor kerbau di Desa Kopah, mereka dipelihara di perkebunan kelapa sawit dengan sistem pemeliharaan diumbar," ungkapnya.

Selama investigasi, diketahui bahwa ternak yang terinfeksi penyakit ngorok di desa tersebut sebelumnya tidak pernah divaksin. Hal ini terjadi karena stok vaksin di Kuansing telah habis satu minggu sebelum adanya kasus ngorok yang pertama kali ditemukan.

Baca juga: BPKH: Dana Haji Tumbuh 4,31 Persen Menjadi Rp 168 Triliun di 2023

"Selama periode 15 Maret hingga 9 Mei 2023, tercatat 65 ekor kerbau mati, 99 ekor dipotong paksa, dan 15 ekor dijual sebagai akibat dari kasus penyakit ngorok ini," jelas Faralinda.

Kasus ternak terpapar ngorok tersebar di tujuh desa, termasuk Desa Koto Rajo dengan empat ekor mati dan sembilan ekor dipotong paksa, Desa Seberang Taluk dengan empat ekor dipotong paksa, Desa Petapahan dengan 15 ekor mati dan 23 ekor dipotong paksa.

Baca juga: Razia Perjudian Dadu Liung Fu di Batam: Jatanras Polda Kepri Berhasil Mengamankan 10 Orang

"Dalam Desa Teluk Beringin, tercatat satu ekor mati dan empat ekor dipotong paksa. Sementara di Desa Pulau Komang, terdapat dua ekor mati dan 13 ekor dipotong paksa. Desa Bandar Alai mencatat tiga ekor mati dan 28 ekor dipotong paksa, sedangkan di Desa Kopah, terdapat 40 ekor mati dan 17 ekor dipotong paksa," tambahnya.

Faralinda juga menjelaskan bahwa kasus penyakit ngorok pertama kali dilaporkan pada tanggal 2 Februari 2023 di Desa Tanjung Pauh dan pada tanggal 9 Februari 2023 di Desa Sungai Paku. Gejala klinis yang muncul antara lain keluarnya cairan dari hidung, cairan berbuih dari mulut, dan kematian mendadak.

Baca juga: Chan Chun Sing: Sekitar 50 Peran Pelayanan Publik Memenuhi Syarat Presiden Terpilih Singapura

"Untuk menghentikan penyebaran kasus, dilakukan vaksinasi massal di luar daerah tersebut mulai bulan Februari hingga April 2023. Total 1.300 dosis vaksin telah tersedia di Kabupaten Kuansing,


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews