Kerbau Terjangkit Penyakit Ngorok, Peternak di Kuansing Alami Kerugian Besar dengan Menjual Harga Murah

Kerbau Terjangkit Penyakit Ngorok, Peternak di Kuansing  Alami Kerugian Besar dengan Menjual Harga Murah

Para peternak di Kabupaten Kuansing, Riau terpaksa jual murah kerbaunya, karena terkena penyakit ngorok (ilustrasi)

Kuantan Singingi, Batamnews - Penyakit Septicaemia Epizootica (SE), yang umumnya dikenal sebagai penyakit ngorok, telah menyebabkan dampak buruk bagi peternak kerbau di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau. 

Dalam situasi mendekati perayaan Idul Adha 1444 Hijriyah, di mana permintaan kerbau untuk kurban biasanya tinggi, para peternak terpaksa menjual kerbau dengan harga murah kepada toke karena ternaknya terinfeksi penyakit ngorok.

Baca juga: Pemko Batam Belum Terima Surat Resmi Penyerahan Aset Jalan dari Pemprov

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau, Herman, menyatakan bahwa Pemkab Kuansing telah melaporkan temuan kematian kerbau kepada pihaknya. Tim telah diterjunkan ke lokasi peternakan yang terdampak penyakit ngorok.

"Hasil sementara investigasi tim dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kuansing menunjukkan adanya 10 ekor kerbau yang ditemukan mati, sedangkan ratusan ekor lainnya telah dijual dan dipotong paksa oleh masyarakat," ujar Herman pada Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Masyarakat Dukung Muhammad Rudi Selesaikan Pembangunan Kota Batam

Herman juga menyampaikan keprihatinannya terhadap peternak di Kuansing yang mengalami kerugian akibat penyakit ini. Mereka terpaksa menjual kerbau dengan harga murah karena terinfeksi ngorok.

"Kami merasa simpati terhadap masyarakat yang terpaksa menjual kerbau mereka dengan harga yang rendah akibat terjangkit penyakit ngorok. Kerbau hanya bisa dijual seharga Rp4 juta, padahal pada kondisi normal harganya di atas Rp20 juta," jelasnya seperti dikutip mediacenterriau.

Baca juga: Bentrok Antara Warga Kampung Tua dan Taksi Online Hampir Terjadi Akibat Pencopotan Spanduk

"Namun, karena masyarakat khawatir akan kematian kerbau mereka, mereka terpaksa menjualnya dengan harga tersebut (Rp4 juta). Meskipun daging kerbau yang terinfeksi ngorok masih dapat dikonsumsi," tambahnya.

Untuk mengatasi situasi ini, Herman menyatakan bahwa tim telah diturunkan ke Kuansing untuk menghentikan penyebaran penyakit ngorok yang menyerang kerbau masyarakat. Mereka membawa 2.000 dosis vaksin SE, setelah awalnya hanya 1.000 dosis, mengingat masih tersedia stok yang cukup. 

(DEN)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews