Medan, Batamnews - Nayla Zhafira, seorang siswi SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan dinyatakan tidak lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023 di Universitas Diponegoro dan Universitas Sumatera Utara.

Namun, ia tidak patah semangat dan mencoba mendaftar Beasiswa Indonesia Maju. Nayla berhasil melewati rangkaian tes, salah satunya membuat tiga esai dalam Bahasa Inggris, dan ikut berpartisipasi dalam proyek sosial untuk mengatasi sampah plastik di lingkungan sekolah.

Hasilnya, Nayla berhasil memperoleh Beasiswa Indonesia Maju dan diterima di 6 universitas ternama di luar negeri. Keenam universitas tersebut terdiri dari Nanyang University (Fakultas Chemical and Biomoleculer) di Singapura, Monash University (Chemical Engineering), University of Western Australia (Chemical Engineering).

Kemudian University of New South Wales (Life Sciences), Curtin University (Computer Science) di Australia, dan Wageningen University (Environmental Science) di Belanda.

"Dalam Beasiswa Indonesia Maju ada program persiapan mendaftar di Unversitas yang diinginkan. Kemudian saya mengikuti seluruh rangkaian, salah satunya membuat 3 esai dalam Bahasa Inggris. Esai ini menceritakan tentang pilihan universitas, jurusan, hobi dan kelebihan serta cita-cita yang akan dikontribusikan untuk Indonesia," papar Nayla, Senin (8/5/2023).

Dari keenam universitas tersebut, Nayla menjatuhkan pilihannya pada Nanyang University. Semua biaya perkuliahannya selama S1 pun akan ditanggung oleh Beasiswa Indonesia Maju.

"Saya pun memilih Nanyang Technological Engineering dengan menerima Fully Funded Beasiswa Indonesia Maju S1 di luar negeri," ungkapnya.

Kepala SMA Shafiyyatul Amaliyyah, Dahliana memberikan tanggapan positif atas prestasi Nayla dan berharap dapat menjadi motivasi bagi seluruh siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah dan pelajar Indonesia lainnya.

"Kita ketahui NTU merupakan universitas dengan peringkat 11 dunia. Semoga ini menjadi motivasi bagi seluruh siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah dan pelajar Indonesia lainnya," harap Dahliana.